Gebyar Germas HKN Ke-58 Tingkat Kecamatan Sokaraja, Ketua Tim Penggerak PKK Ingatkan Bahaya Thalasemia
Ketua Tim Penggerak PPK Kabupaten Banyumas, Hj Erna Husein dalam sambutannya saat membuka LCC kader kesehatan di Balai Desa Karangduren, Kamis (17/11) diantaranya mensosialisasikan bahaya penyakit Thalasemia.-Foto Yudha Iman P / Radar Banyumas -
PURWOKERTO - Di acara Gebyar Germas tingkat Kecamatan Sokaraja tahun 2022 dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 pada Kamis (17/11) di lapangan Desa Karangduren, Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyumas turut mensosialisasikan penyakit Thalasemia pada kader PPK dan kader kesehatan tingkat kecamatan.
Hadir langsung dalam pembukaan Gebyar Germas tingkat Kecamatan Sokaraja dalam rangka memperingati HKN ke-58 dari Ketua Tim Penggerak PPK Kabupaten Banyumas, Hj Erna Husein, Istri Ketua DPRD Banyumas, Dra Lynawati MSi, Camat Sokaraja, Jakarta Tisam, Kapolsek Sokaraja, Danramil Sokaraja, Kades Karangduren beserta perwakilan Dinkes Banyumas juga Kepala Puskesmas I dan II Sokaraja.
Ketua Tim Penggerak PPK Kabupaten Banyumas, Hj Erna Husein dalam sambutannya saat membuka Lomba Cermas Cermat (LCC) kader kesehatan di Balai Desa Karangduren, Kamis (17/11) mengatakan berbicara masalah kesehatan luas sekali mulai kesehatan fisik, batin kemudian stunting, demam berdarah hingga penyakit-penyakit lain yang belum banyak diketahui masyarakat seperti Thalasemia.
"Thalasemia ini juga harus disosialisasikan karena kami juga sedang berupaya memutus rantai kelahiran Thalasemia," katanya.
Erna mengingatkan Thalasemia merupakan penyakit yang juga berbahaya jika antara orang yang terkena Thalasemia kemudian menikah dengan orang Thalasemia dan lahir bayi Thalasemia yang harus menjalani transfusi darah seumur hidup.
"Yang kedua minum obatnya tidak cukup Rp 10 juta sekali minum. Artinya satu bulan penderita Thalasemia jika berobat mandiri bisa mengeluarkan uang puluhan juta," ungkapnya.
Diingatkannya Thalasemia harus disosialisasikan dari jauh karena Thalasemia tidak mungkin diputus dengan cara memutus hubungan pasangan yang sudah mau menikah yang ternyata sama-sama carrier Thalasemia juga melarangnya memiliki keturunan karena tujuan hidup orang berumah tangga yaitu memiliki keturunan.
"Dari puskesmas bisa terus mensosialisasikan tentang Thalasemia khususnya pada remaja sehingga tidak terjadi lagi kelahiran-kelahiran Thalasemia," pungkas Erna. (yda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: