Mengenal Sapari, Owner Fanza Sport dan Pelatih Pencak Silat, Produk Penunjang Olahraganya Sampai Ke LN

Mengenal Sapari, Owner Fanza Sport dan Pelatih Pencak Silat, Produk Penunjang Olahraganya Sampai Ke LN

SUKSES : Sapari, pemilik Fanza Sport sekaligus pelatih pencak silat pada anak-anak binaan bersama mahasiswa Unsoed.-SAPARI UNTUK RADARMAS -

MENJADI atlet pencak silat merupakan cita-cita Sapari. Hingga kini menjadi pelatih pencak silat. Bahkan kecintaannya dengan olahraga, membuatnya banting setir jadi pengusaha membuat alat penunjang olahraga yang dikenal sampai luar negeri.

LAILY MEDIA Y, Purwokerto

Semenjak SMA, Sapari sudah tertarik dengan dunia olahraga. Terutama pencak silat. Namun, keinginannya ikut lomba selama SMA tidak pernah terwujud. Sebab, lokasi sekolahnya di Sragen yang menyulitkannya untuk ikut lomba.

Ayah tiga anak ini bertekad mewujudkan impiannya. Dia pun melanjutkan kuliah di UNS jurusan Olahraga. Pada 2000 sampai 2004, Sapari mewakili kampus untuk bertanding.

"Alhamdulillah dapat juara tingkat Jawa dan Bali," ujarnya.

Setelah lulus kuliah pada 2005, Sapari merantau ke Purwokerto. Sebab, ada panggilan menjadi guru di SD Al Irsyad Purwokerto. Stasusnya sebagai pendidik sampai 2012.

Sapari memutuskan resign karena ingin fokus pada bisnis yang dijalaninya.

Sejak 2009, dia memproduksi alat-alat penunjang untuk olahraga.

Seperti samsak tinju, target untuk latihan tendang, pelindung tangan dan kaki, pelindung tubuh, dan masih banyak lagi. 

Fokusnya untuk produk peralatan beladiri meliputi pencak silat, karate, taekwondo, boxing, muaythai, dan wushu.

"Di sini produksi sendiri, mulai dari pola, lem, jahit, sampai finishing. Dan masing-masing bagian dikerjakan ahlinya, seperti konsep produksi garmen," papar Sapari.

Dia mengaku sempat ingin menyerah saat mengawali bisnisnya, yang diberi nama Fanza Sport, merupakan gabungan dari nama ketiga anaknya. Sebab di awal menjalankan bisnis, masih belum banyak yang tahu.

Sampai akhirnya dia dipercaya membuat alat penunjang olahraga dari Kementerian Olah Raga berupa samsak, matras, dan seragam untuk atlet.

Sempat merasa bingung, tetapi diterima juga. Dia anggap sebagai tantangan dan motivasi untuk semakin berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: