Tanggeran Siapkan Lahan untuk Budidaya Kupu Gajah

Tanggeran Siapkan Lahan untuk Budidaya Kupu Gajah

Ketika dipintal, benang berkali-kali putus. Sehingga, peserta pelatihan kerja sama memintal benang sutera attakas, Rabu (19/10) lalu. foto Fijri/Radarmas--

BANYUMAS-Pemerintah Desa Tanggeran Kecamatan Somagede mendukung penuh langkah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) untuk menggali potensi tenun sutera attakas.

Wujud dukungan yaitu pemerintah desa telah menyiapkan lahan untuk budidaya kupu gajah (Attacus atlas).

BACA JUGA:Djoko Susanto: Akan Lakukan Berbagai Upaya agar Permohonan Identitas Ganti Kelamin Berhasil Bagi Icha

"Lahan sekitar seribu meter di belakang kantor desa untuk budidaya kupu gajah," kata Kepala Desa Tanggeran Rawan,Minggu (23/10).

Lahan untuk penanaman pohon mahoni dan sirsak sebagai habitat ulat kupu gajah. Kepompongnya dimanfaatkan untuk bahan baku sutera attakas yang berpotensi ekspor ke Jepang.

BACA JUGA:Alasan Pedagang Ciu di Sumpiuh ini Bikin Tepok Jidat

Terpisah, Dosen sekaligus peneliti Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Juli Rochmijati Wuliandari menyampaikan demplot budidaya kupu gajah tidak hanya di UMP. Juga, di Desa Tanggeran.

"Kami yang sediakan bibit pohon untuk ditanam di belakang kantor desa, sudah pembelian," tutur Juli.

BACA JUGA:Kapolsek Sumpiuh ke Pedagang Miras: Tolong Berhenti, Pedagang: Cari Kerja Susah Pak

Juli menceritakan attacus atlas sebetulnya adalah ngengat. Masyarakat mengetahui sebagai kupu dan menamai kupu gajah.

Kupu gajah pada stadia ulat maka makan banyak tanaman. Di perkebunan teh attacus atlas dianggap sebagai hama. Sedangkan di Banyumas ditemukan di pohon mahoni dan sirsak.

BACA JUGA:Turnamen Bola Voli Kapolresta Cup 2022, Wabup Banyumas : Lahirkan Bibit Prestasi 

"Kita mau mengubah mindset bahwa kupu gajah bukan hama. Tapi, bisa dimanfaatkan untuk sutera," tutup Juli. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: