Komunitas Rumah Kita, Pendamping Anak Yatim Piatu: Awal 8 Anak, Kini Dampingi Ratusan di 7 Kabupaten

Komunitas Rumah Kita, Pendamping Anak Yatim Piatu:  Awal 8 Anak, Kini Dampingi Ratusan di 7 Kabupaten

PLESIR: Ratusan anak Yatim Piatu yang didampingi komunitas rumah kita saat berekrasi di Owabong Purbalingga, Jumat (17/7) lalu.-Foto Suryadi untuk Radar Banyumas -

Berdiri sejak tahun 2017, lahirnya Komunitas Rumah Kita peduli anak Yatim Piatu di Banyumas diawali oleh rasa kepedulian sosial yang tinggi Suryadi (39), warga Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng yang sejak tahun 2011 mulai mengabdikan diri untuk mendampingi anak Yatim Piatu di Banyumas. 

Ahmad Erwin, Banyumas 

Tujuannya, untuk membantu dan membahagiakan anak-anak yang telah kehilangan kedua orang tuanya. 

Suryadi (39), pencetus berdirinya komunitas rumah kita peduli anak yatim piatu di Banyumas, sudah dari tahun 2011 mulai melakukan pendampingan anak Yatim Piatu. 

Didasari niat awal ingin melaksanakan perintah ajaran agama, serta memberikan manfaat terhadap sesama. Melalui kegiatan kemanusiaan yang dilakoninya sejak tahun 2011 itu, pada tahun 2017 berdirilah komunitas Rumah Kita yang saat ini telah mendampingi 136 anak Yatim Piatu di Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes Selatan, Banjarnegara, Cilacap, dan Semarang. 

Suryadi bercerita, jika sebelum mendampingin anak Yatim Piatu, dirinya awalnya mendampingi lansia. 

"Titik awalnya itu tujuannya bagaimana bisa membantu, bagaimana bisa bermanfaat, pertama kita bantu lansia janda tua, dengan berbentuk beras. Tapi kok kita liat realitas di lapangan mereka sudah terbantukan dengan Negara melalu raskin, jadi kita putar haluan," kisahnya. 

Karena lansia sudah terbantukan oleh bantuan Pemerintah, Iapun lalu berputar haluan mendampingi anak Yatim Piatu.

Dengan menggalang dana dari para donatur yang merupakan teman-teman kerja dan kenalannya. 

"Yatim piatu yang kita dampingi diluar panti dan diluar pesantren, jadi masih domisili dengan pengasuh dan keluarganya, itupun maksimal kelas 6 SD," ungkapnya. 

Karena kegiatannya itu mendapatkan dukungan dan simpati yang baik, dengan bertambahnya anak yatim piatu yang didampingi, bertambah pula para donatur. 

Lalu, pada tahun 2017, terbentuklah komunitas rumah kita itu. 

"Kalau berlembagakan namanya rumah kita tahun 2017. Tetapi sebelum itu sudah berjalan tanpa nama underground 2011 sampai 2017," lanjut dia. 

Memakai nama rumah kita, dengan tujuan komunitas itu menjadi rumah bagi siapa saja, dalam hal ini rumah bagi donatur, pengurus komunitas dan anak-anak yatim piatu yang pihaknya dampingi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: