Despa Damar Sugara, Penggagas Pertanian Kopi di Gandrungmangu, Lahan 2 Hektare, Untung Rp 15 Juta Per Bulan

Despa Damar Sugara, Penggagas Pertanian Kopi di Gandrungmangu, Lahan 2 Hektare, Untung Rp 15 Juta Per Bulan

PENGGAGAS : Despa sedang memilih biji kopi.-Foto Rayka Diah Setianingrum/Radar Banyumas -

DI lahan seluas dua hekatre, Despa Damar Sugara, pemuda asal Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, berhasil mengembangkan kopi robusta asli Desa Karanggintung.

RAYKA DIAH SETIANINGRUM - Cilacap

LAHAN pertanian di Cilacap bagian barat memang memiliki potensi untuk dikembangkan jenis kopi robusta.

Bahkan kopi robusta asli Daeyehluhur pun sudah banyak diminati oleh para pecinta kopi. 

Tak hanya di Dayeuhluhur, kecamatan lain seperti Wanareja dan Gandrungmangu juga berpotensi untuk dikembangkan.

Seperti yang dilakukan Despa, dari hasil mengelola perkebunan kopi, per bulannya dia mampu mendapatkan omzet hingga Rp 15 juta.

Menurutnya, aktivitas tersebut dilakukan saat melihat lahan milik keluarganya di Karanggintung, Gandrungmangu nganggur. Dia melihat peluang untuk bertani kopi di lahan tersebut.

"Sekarang kopi itu sudah membudaya di masyarakat. Berbagai jenis kalangan suka, jadi bisa menjadi peluang. Dan saya melihat di lahan ini punya potensi untuk pohon kopi, dan kebetulan saya juga pecinta kopi," katanya.

Sudah empat tahun Despa menggeluti bidang ini. Tepatnya di tahun 2018. Sudah tiga kali dia berhasil memanen kopi di lahan tersebut. Sekali panen, dua hingga lima ton kopi berhasil dia panen. 

"Lokasinya berada di ketinggian 100-600 meter di atas permukaan air laut, jenisnya robusta. Karena memang jenis robusta ini hanya bisa tumbuh di ketinggian 400-800 meter di atas permukaan air laut saja," jelas Despa. 

Tidak hanya mencari keuntungan dari usaha pengembangan kopi saja. Tujuan Despa mengembangkan perkebunan kopi tersebut ternyata juga untuk membantu petani di Karanggintung untuk mengembangkan lahannya.

Sesekali, dia turun langsung membantu para petani untuk mengembangkan kopi. Bahkan sudah ada lima orang yang mengikuti jejak Despa. Despa pun turut membantu mereka untuk memasarkan produknya.

"Saya ingin mengangkat potensi desa ini. Karena sangat memiliki potensi besar. Apalagi, banyak juga ibu-ibu di sini yang tidak memiliki pekerjaan. Jadi ini bisa membuka jalan untuk mereka meningkatkan perekonomian," ujar Despa. 

Kopi robusta miliknya itu, dinamai Sugara Coffee. Selain menjual bubuk kopi yang sudah dikemas, dia juga menjual green bean dan roast been.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: