Dawai Biola W.R Supratman Bius Ratusan Penonton

Dawai Biola W.R Supratman Bius Ratusan Penonton

Mendikbud Serukan Guru Pimpin Lagu Nasional JAKARTA - Panggung Graha Bhakti Budaya komplek Taman Ismail Marzuki (TIM) tadi malam begitu sakral. Tepatnya saat violin belia Sigit Ardityo Kurniawan membawakan lagu Indonesia Raya. Istimewanya biola yang dia gesek asli milik Wage Rudolf (W.R) Supratman yang dimainkan dalam Kongres Pemuda II 1928 silam. Menurut catatan tim Museum Sumpah Pemuda, biola dari kayu cyprus, maple Italia, dan eboni Afrika Selatan itu didapat Supratman pada 1914 atau seabad yang lalu. Supratman mendapatkannya dari W.M. Van Eldick sebagai hadiah ulang tahun. Biola ini dimainkan Supratman saat kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 di Gedung Kramat 106 Jakarta. Pada gelaran bertajuk Merayakan Indonesia Raya itu, Mendikbud Muhadjir Effendy mengingatkan atas pentingnya lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu nasional lainnya. "Kebesaran suatu bangsa, diukur dari sejauh mana kesadaran akan sejarahnya," jelasnya. Muhadjir menjelaskan lagu-lagu nasional termasuk Indonesia Raya, dapat dinyanyikan untuk menunjukkan rasa kebangsaan dan proses pembelajaran. "Untuk itu saya serukan kembali kepada guru-guru dan para siswa, awali dan akhiri kegiatan belajar di sekolah dengan lagu nasional," katanya. Selain lagu Indonesia Raya, Muhadjir mengatakan guru dan siswa bisa mengawali belajar dengan lagu Bangun Pemudi Pemuda dan menutup belajar menyanyikan Indonesia Pusaka. Seruan Muhadjir itu bukan tanpa alasan. Seruan supaya menyanyikan lagu nasional di awal dan akhir pembelajaran sejatinya sudah digagas di era mantan Mendikbud Anies Baswedan. Tapi pada praktiknya, aturan itu tidak berjalan efektif di lapangan. Kalaupun ada kegiatan bernyanyi, siswa hanya mendengarkan melalui pengeras suara yang disebar ke seluruh ruang kelas. Kondisi ini diakui sendiri oleh Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti. Guru PPKn SMAN 13 Jakarta itu mengungkapkan aturan menyanyikan lagu nasional di kelas itu sulit diterapkan. "Mungkin tidak di beberapa sekolah. Tapi di sebagian besar sekolah tidak menjalankannya," katanya.  Retno mengatakan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang efektif adalah saat upacara bendera setiap Senin. Sementaa untuk lagu-lagu nasional, cukup diputar melalui pengeras suara saat jam istirahat. Retno mengakui tidak banyak guru yang dibekali untuk memimpin menyanyikan lagu. Baginya lagu nasional itu sakral, tidak bisa dibawakan sembarangan. Tidak efektifnya aturan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelumnya diungkap Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid. Dia mengatakan ada banyak sebab aturan itu tidak berjalan di lapangan. Diantaranya adalah sudah ada anggapan menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak penting. Guru dan siswa terfokus pada kegiatan pembelajaran murni. Padahal menurut Hilmar, lagu-lagu nasional dapat memupuk karakter siswa. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: