Hanya Satu Pabrik yang Serap Tembakau dengan Optimal

Hanya Satu Pabrik yang Serap Tembakau dengan Optimal

Petani menjemur tembakau di halaman lahan perumahan lantaran biaya sewa lahan yang mahal. (Tabah Riyadi/Jawa Pos Radar Semarang) TEMANGGUNG – Harga tembakau hingga kini belum berpihak pada petani. Bahkan serapan tembakau oleh perwakilan pabrikan rokok juga masih sangat lambat. Hanya ada satu perwakilan pabrikan yang melakukan pembelian dengan optimal. “Sekarang ini hanya perwakilan Gudang Garam yang sudah melakukan pembelian tembakau dengan baik, meskipun dengan protokol kesehatan yang cukup ketat,” ungkap Sekretaris APTI Temanggung Yamuhadi. Perwakilan Djarum sudah melakukan pembelian, namun permintaan perwakilan rokok kretek tersebut susah dipenuhi petani. Sehingga tembakau produksi petani tidak banyak yang masuk ke perwakilan Djarum. https://radarbanyumas.co.id/akan-bangun-jembatan-perpendek-jarak-ke-dieng-bupati-banjarnegara-saya-yakin-jadi-jalur-favorit-viewnya-bagus-sekali/ https://radarbanyumas.co.id/2-000-petani-tembakau-seluruh-nusantara-akan-geruduk-ibu-kota-jakarta-tuntut-kaji-ulang-kebijakan-impor-tembakau/ “Kami akan meminta kebijaksanaan dari perwakilan pabrikan Djarum di Temanggung, agar melakukan penyerapan atau pembelian, sehingga geliat panen raya ini bisa lebih baik. Setidaknya ada persaingan harga. Dengan demikian harga tembakau bisa ada peningkatan,” jelasnya. Sutopo salah satu anggota APTI menambahkan harga tembakau grade C masih di angka Rp 60 ribu per kilogram. Sampai saat ini petani sudah melakukan panen raya tembaku hingga petikan ke empat, namun harga tembakau masih saja belum ada kenaikan. Padahal kualitas tembakau sudah semakin bagus. Mulyadi, 52, petani asal Desa Kledung juga menyampaikan bahwa hingga saat ini tembakau yang ia jual kepada pedagang masih di kisaran Rp 55 ribu per kilogram. “Di panen pertama harganya hanya Rp 45 ribu kemudian naik Rp 50 ribu, naik lagi Rp 52.500 dan saat ini Rp 55 ribu,” terangnya. Itupun dirinya harus menunggu 10 hari untuk bisa menerima uang yang harusnya digunakan untuk biaya panen berikutnya. (tbh/lis/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: