Mahasiswa IBN Kuliah Perdana Tatap Muka

Mahasiswa IBN Kuliah Perdana Tatap Muka

KULIAH PERDANA Sejumlah mahasiswa IBN Tegal saat mengikuti kuliah perdana di ruang terbuka di lingkungan kampus setempat, Senin (7/9). YERI NOVELI/RADAR SLAWI SLAWI - Mahasiswa Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal mulai melaksanakan kuliah tatap muka, Senin (7/9). Kuliah perdana ini menghadirkan Direktur Pasca Sarjana Syekh Nurjati Cirebon Prof Dr H Dedi Djubaedi MAg. Kuliah perdana dilaksanakan di tempat terbuka di lingkungan kampus IBN Jalan Jeruk Nomor 9, Procot, Kecamatan Slawi. "Kuliah perdana dengan menghadirkan narasumber dari perguruan tinggi lain, memang rutin dilaksanakan oleh IBN. Tapi, biasanya di dalam ruangan. Sedangkan sekarang, di luar ruangan untuk mencegah penyebaran Covid-19," kata Ketua Panitia Kegiatan H Ahmad Hufron Lc MSI. Dia mengemukakan, untuk peserta kuliah perdana ini, mayoritas diikuti mahasiswa baru. Sedangkan mahasiswa lama, sebagian ada yang sedang melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Sedianya, mahasiswa lama tetap mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di hari berikutnya. Tak terkecuali mahasiswa baru. Namun, pelaksanaan KBM tatap muka, hanya beberapa hari ke depan. Selanjutnya akan dilaksanakan KBM daring. "Kuliah tatap muka ini untuk pengenalan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus saja. Setelah itu, mereka akan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ)," ujar Dekan IBN Tegal ini. Dia menyebut, untuk kuliah tatap muka, akan dilaksanakan dengan sistem sif. Setiap kelas hanya diisi 20 mahasiswa. Kegiatan tatap muka ini, pihaknya selalu menerapkan protokol kesehatan. Para mahasiswa dan warga kampus wajib memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun.  "Kami sudah izin ke Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal. Dan kegiatan kuliah perdana ini diizinkan," ujarnya. Rektor IBN Tegal Drs H Badrodin MSI, menambahkan, jumlah mahasiswa baru di tahun ini sebanyak 200 orang. Jumlah itu kemungkinan bertambah karena pendaftaran masih berlangsung. Sedangkan untuk jumlah program studi (Prodi) ada delapan 8. Antara lain, Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Pendidikan Guru MI, Bimbingan Konseling Islam, Hukum Keluarga Islam, Ilmu Alquran dan Tapsir, Ekonomi Syariah, dan Perbankan Syariah. "Dulu hanya 2 prodi, sekarang berkembang menjadi 8 Prodi," ujar Badrodin, saat memberikan sambutan kuliah perdana dengan tema ‘Tuntutan Kualitas Akademik Menghadapi era Society 5.0’. Sementara itu, Direktur Pasca Sarjana Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr H. Dedi Djubaedi MAg, menjelaskan, era society 5.0 yakni, masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0. Seperti internet on Things (internet untuk segala sesuatu), artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam jumlah besar), dan revolusi lainnya. Untuk itu, jika ingin hidup di era tersebut, maka harus siap. (yer/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: