Pemakaman Mantan Wali Kota Tegal Periode 2018-2019, Haji Muhammad Nursholeh, Diriingi Isak Tangis Warga

Pemakaman Mantan Wali Kota Tegal Periode 2018-2019, Haji Muhammad Nursholeh, Diriingi Isak Tangis Warga

MENGANTAR KANG NUR – Wali Kota Tegal Dedy Yon dan wakilnya, M. Jumadi, mengantar jenazah almarhum Kang Nur ke TPU Cleret Randugunting Tegal Selatan. PROSESI pemakaman mantan Wali Kota Tegal periode 2018-2019, Haji Muhammad Nursholeh, diriingi isak tangis warga. Kang Nur, sapaan akrab Nursholeh, meninggal dunia karena sakit di usia 63 tahun, Minggu (23/8), pukul 11.15 WIB. Sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cleret sekitar pukul 09.00 WIB, Senin (24/8), jenazah almarhum telah lebih dulu disemayamkan di rumah duka di Jalan Arum Indah I, Nomor 2, RT 03, RW X, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan. Kang Nur yang dilantik menjadi Wali Kota Tegal pada 24 September 2018 itu meninggalkan istri Endang Aisyah dan 4 orang anak, yakni Moh. Nurdiansyah, Hafidz ardiansyah, Syifa Rahmaizzati, dan Firdaus Ferdiansyah. Dari rumah duka, keranda jenazah Kang Nur diusung Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan wakilnya, M. Jumadi. Prosesi penglepasan jenazah Kang Nur dilakukan Dr. (HC) Muhadi Setiabudi mewakili pihak keluarga. Setelah dilepas, jenazah almarhum disolatkan ratusan pelayat di Masjid Al-Furqon Jalan Arum Indah V yang lokasinya tidak jauh dari kediaman almarhum. "Kang Nur adalah salah satu putra terbaik Kota Tegal yang berjasa membawa kemajuan bagi Kota Tegal," ungkap Dedy Yon. Dedy menyebut, karir almarhum hingga menjadi Wali Kota Tegal penuh dinamika dan berhasil dilalui dengan kesabaran hingga dikenal sebagai "Guru Sabar" di kalangan masyarakat Kota Tegal. Tidak hanya itu, kedekatan almarhum dengan masyarakat juga menjadikannya akrab disapa Kang Nur. Karenanya, Dedy berharap semangat dan sifat amanah almarhum bisa menjadi teladan bagi semua orang. "Selamat jalan bapak kami tercinta, selamat jalan guru kami, jasa dan pengabdianmu akan selalu kami kenang,'' ungkapnya. Selain Dedy Yon dan Jumadi, manta ajudan almarhum yakni Dwi Budiyanto (ASN) dan Muhammad Arif (Anggota Kodim 0712/ Tegal), turut serta memikul keranda jenazah almarhum Kang Nur. "Selama menjabat, almarhum adalah sosok pemimpin yang mengayomi staf-stafnya. Terlebih beliau tidak pernah membeda-bedakan orang," ungkap Budi. Banyak sisi kemanusiaan almarhum yang tidak bisa dia lupakan. Setiap makan siang ataupun sarapan, lanjutnya, Kang Nur selalu mengajak para ajudan, staf, sopir hingga asisten rumah tangga. ''Beliau selalu mengajak kami makan bersama satu meja," kata Budi yang kini bertugas di Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Tegal.  Menurutnya, banyak pelajaran hidup yang didapat dari almarhum. Diantaranya soal sabar dan ikhlas. Budi mengaku sangat menganggumi sosok almarhum.  Hal serupa dikatakan Mohammad Arif. Prajurit yang akrab disapa Ayip ini menambahkan, almarhum merupakan sosok yang santun dan humoris. “Misal, jika ada sesuatu yang tidak pas, beliau tidak pernah marah secara langsung, tapi akan mengingatkan jika ada yang tidak pas," ujarnya. Ayip menambahkan, sejak menjadi ajudannya, Kang Nur sangat baik dalam menata birokrasi, serta mengembalikan fungsi- fungsi ASN. Kang Nur juga layak dijuluki “Bapaknya Orang Tegal” dan “Guru Sabar”. (gus/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: