Sendirian, PKS Solo Belum Mau Menyerah: Tak Ingin Demokrasi Terbunuh

Sendirian, PKS Solo Belum Mau Menyerah: Tak Ingin Demokrasi Terbunuh

Ketua DPD PKS Surakarta Abdul Ghofar Ismail SOLO – Sebanyak empat partai politik (parpol) pemilik kursi DPRD Surakarta mendukung calon wali kota yang diusung PDIP, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi satu-satunya yang belum menjatuhkan pilihan. Partai berlambang padi emas ini mengklaim tak mau dominasi PDIP di Kota Bengawan semakin mutlak. Ketua DPD PKS Surakarta Abdul Ghofar Ismail menegaskan, partainya ingin menjaga iklim demokrasi di Kota Bengawan tetap sehat. Dominasi tunggal yang diperagakan PDIP di pilkada tahun ini dianggap sebagai “pembunuh” demokrasi. Terlebih bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra, Golkar, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke kubu PDIP semakin menutup tumbuhnya demokrasi. “Kalau semua mendukung ke satu calon, maka akan tidak sehat demokrasi kita. Untuk itu, kami terus berjuang agar demokrasi di Solo ini sehat. Bukan masalah yang menang siapa, tetapi bagaimana masyarakat diberi pendidikan politik yang baik,” ujarnya ke jawaposradarsolo.com. Ghofar menambahkan, bergabungnya empat partai ke PDIP juga dinilai sebagai keputusasaan dalam politik. PKS, lanjutnya, tetap optimistis ada lawan untuk Gibran-Teguh pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Desember mendatang. “Saya yakin ada celah dalam demokrasi, sehingga partai-partai pendukung Gibran-Teguh akan sadar dan bergabung dengan PKS untuk melawan calon dari PDIP,” tutur dia. Sementara itu, Ketua DPC PDIP Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo menegaskan, partainya tak mau disebut sebagai “pembunuh” demokrasi. Menurutnya, selama ini azas demokrasi telah dijalankan sesuai prosedur. Ihwal bergabungnya empat partai ke kubu PDIP, Rudy menganggap hal itu wajar dalam demokrasi. “PDIP itu menang dan punya 30 kursi DPRD. Maka kami mengusung calon sendiri, sedangkan partai lain hanya mendukung, bukan pengusung. Dibilang koalisi gemuk, ya nggak bisa. Sebab kita tidak ada koalisi. Yang ada PDIP sebagai pengusung kemudian partai lain jadi pendukung. Tujuan demokrasi sendiri adalah mensejahterakan masyarakat,” paparnya. (irw/wa/ria/rs/irw/per/JPR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: