Diduga Cagar Budaya, Batu Yoni Terancam Diterjang Jalan Tol Solo-Jogja

Diduga Cagar Budaya, Batu Yoni Terancam Diterjang Jalan Tol Solo-Jogja

Batu yoni yang ada di lahan persawahan Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo terancam diterjang Jalan Tol Solo-Jogja. (KHC FOR RADAR SOLO) KLATEN - Sebuah objek yang diduga cagar budaya (ODCB) berupa batu yoni di lahan persawahan Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo terancam diterjang proyek Jalan Tol Solo-Jogja. Namun, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten sudah berencana memindahkan batu yoni tersebut sebagai bagian dari penyelamatan. “Untuk batu yoni yang ada di Kecamatan Polanharjo ini memang jelas di antara patok Jalan Solo-Jogja. Sudah kita lakukan koordinasi untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan dengan camat dan desa. Dahulunya yoni ini menjadi lokasi pemujaan,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disparbudpora Klaten Yuli Budi Susilowati, kemarin (12/8). Batu yoni berada di lahan persawahan milik warga setempat. Lahan persawahan masih produktif dan baru saja ditanami benih padi. Disparbudpora juga sudah bertemu dengan pemilik lahan terkait pemindahan benda cagar budaya tersebut. “Nantinya akan kita pindahkan ke tempat ke lebih yang aman di tanah kas desa terlebih dahulu. Soalnya batu yoni berada di antara patok merah dan kuning (penanda lahan yang akan dilintasi Jalan Tol Solo-Jogja) sehingga benar-benar ada di tengah,” jelas perempuan yang akrab disapa Susi itu. Ditambahkan dia, pendataan untuk seluruh ODCB yang terdampak proyek strategis nasional (PSN) itu akan terus dilakukan. Tidak hanya di Desa Keprabon, tetapi ke seluruh desa yang akan dilintasi jalan bebas hambatan tersebut. “Untuk potensinya (ODCB terdampak Jalan Tol Solo-Jogja, Red), akan kita koordinasikan dulu dengan Dinas Pekerjaan Umum-Penataan Ruang (DPUPR) Klaten. Karena mereka yang punya petanya. Nantinya sambil kita sandingkan dengan peta sebaran situs,” jelasnya. https://radarbanyumas.co.id/ornamen-gada-rujakpolo-di-kawasan-bundaran-underpass-akan-mulai-dipasang-akhir-agustus/ Sampai saat ini, disparbudpora memang belum berkoordinasi dengan pejabat pembuat komitmen (PPK) pelaksana pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja terkait penyelamatan objek yang diduga cagar budaya tersebut. Tapi, Susi berharap agar setidaknya Klaten memiliki museum untuk menyimpan benda-benda cagar budaya tersebut. Sementara itu, pegiat Klaten Heritage Community (KHC) Harry Wahyudi mempertanyakan keseriusan pemerintah bahwa tol tidak menyentuh cagar budaya. Tapi kenyataannya terdapat batu yoni yang terancam diterjang jalan tol. “Kami minta dilakukan pengkajian ulang bahwasanya proyek tol tersebut benar-benar bersih dari situs cagar budaya. Dari 50 desa yang terdampak jalan tol, ada sekitar 26 desa yang memiliki objek yang diduga cagar budaya. Jadi 26 desa ini harus mendapatkan perhatian lebih dalam melakukan survei lokasi,” jelasnya. KHC akan berkirim surat ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah agar mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ulang yang lebih teliti dalam proyek Jalan Tol Solo-Jogja. Terutama di 26 desa yang diduga memiliki ODCB. Terpisah, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Klaten Wahyu Prasetyo mengatakan, pihaknya telah memberikan masukan kepada PPK pelaksana pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja agar keberadaan situs-situs di Klaten menjadi pertimbangan. “Situs-situs dan candi agar dihindari. Diharapkan ini menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan,” pungkasnya. (ren/ria)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: