Pernikahan Era New Habit Disimulasikan di Tempat Wisata Purworejo

Pernikahan Era New Habit Disimulasikan di Tempat Wisata Purworejo

SIMULASI. Resepsi Pernikahan Era New Habit digelar di lokasi wisata Bukit Sikepel Kecamatan Bener, PURWOREJO- Pelaksanaan resepsi pernikahan masa pendemi Covid-19 saat ini mengalami banyak batasan dan perlu menerapkan protokol kesehatan penuh. Namun, belum banyak pihak yang menyadarinya atau bahkan abai menerapkan aturan.ne Kondisi itu disikapi oleh Mutiara Wedding Organizer dengan menggelar Simulasi Resepsi Pernikahan Era New Habit di lokasi wisata Bukit Sikepel Kecamatan Bener, Selasa (28/7). Kegiatan dihadiri Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Wibowo AP MM, Camat Bener Agus Widiyanto SIP MSi beserta Forkopimcam, dan Ketua TP PKK Heru Kusumo Ardiningsih SE. Ketua pelaksana kegiatan, Galih Gerranda Vibra Ramadhani menyebut simulasi resepsi pernikahan yang digelar merupakan gagasan rekan-rekan perias. Menurutnya, pada saat pandemi, resepsi pernikahan dapat dikatakan tiarap sehingga ketika dicabut masa tanggap darurat, para perias bersama-sama menggelar acara resepsi pernikahan dengan protokol kesehatan yang benar. “Harapannya kedepan dapat menggelar resepsi dengan ketentuan yang sudah diatur. Kami berharap dapat memperbaiki ekonomi meskipun cukup sulit. Kami pilih wisata bukit sikepel karena tempat terbuka dapat mendukug disaat pandemi sepertt sekarang ini,” sebutnya. https://radarbanyumas.co.id/jelang-perayaan-hut-kemerdekaan-ri-alun-alun-di-kota-magelang-dipasangi-lampion-merah-putih/ https://radarbanyumas.co.id/lokawisata-baturraden-sudah-dibuka-ternyata-tiket-masuk-naik-wow-sekarang-jadi-rp-20-ribu/ Agung Wibowo menjelaskan, saat ini sudah diterbitkan surat edaran terkait tata cara atau standar operasional penyelenggaraan kepariwisataan, seni budaya, termasuk ekonomi kreatif yang berkaitan erat dengan bidang pariwisata dan kebudayaan. “Ada beberapa catatan penting yang harus diketahui masyarakat, utamanya yang akan menyelenggarakan kegiatan hajatan seperti ini,” jelasnya. Dalam waktu empat bulan terakhir, lanjut Agung Wibowo, pelaku usaha Wedding Organizer dan pelaku kesenian tidak dapat berkegiatan seperti ini. Namun, saat ini bisa melaksanakan dengan aturan ketat sesuai standar operasional dan mengacu keputusan bersama menteri pariwisata, menteri ekonomi kreatif dan menteri Pendidikan kebudayaan Nomor 2/2020. “Disarankan dalam kegiatan hajatan tidak bersentuhan fisik. Juga penggunaan mikrofon agar satu mikrofon untuk satu orang atau kalau bergantian disediakan sarung mikrofon. Simulai ini sudah sesuai protokol kesehatan,” ungkapnya dikutip dalam https://magelangekspres.com/. Wabup Yuli Hastuti mengapresiasi inisiatif Mutiara Wedding Organizer yang telah menggelar simulasi pernikahan di era new habit. Menurutnya, simulasi ini sangat baik karena dapat menjadikan contoh bagi masyarakat yang akan menggelar hajatan. Yuli Hastuti menegaskan, seperti diketahui bersama, Pemkab Purworejo sebenarnya sedang gencar melaksanakan pembangunan, utamanya sektor pariwisata sebagai primadona untuk meningkatkan perekonomian daerah. Bahkan, Tahun ini sebenarnya menjadi puncak dari tahun kunjungan wisata Purworejo atau Romansa Purworejo 2020. Namun, akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, maka hampir semua lini kehidupan menjadi terganggu, tak terkecuali sektor pariwisata. Semua tempat wisata harus ditutup, sehingga berdampak pada para pelaku pariwisata maupun pelaku usaha lain yang mendukung sektor pariwisata, seperti jasa transportasi, jasa penginapan, bahkan hingga para pengrajin souvenir dan penjual makanan minuman. “Demikian juga usaha jasa sejenis termasuk jasa weeding organizer (perencana dan pelaksana pesta pernikahan), karena masyarakat sempat dilarang mengadakan hajatan. Sehingga otomatis penyedia jasa wedding organizer tidak dapat menjalankan roda usahanya,” ungkapnya. Seiring memasuki adaptasi kebiasaan baru atau new habit, masyarakat sudah bisa menjalankan kegiatan ekonomi, sosial dan keagamaan. Masyarakat boleh mengadakan hajatan, namun diharapkan tidak mengundang tamu terlalu banyak apalagi dari luar daerah. Dan yang lebih penting, kewaspadaan untuk pencegahan Covid tetap menjadi prioritas, sehingga setiap aktivitas harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Yakni wajib memakai masker, menjaga jarak antar individu dan sering cuci tangan pakai sabun. Sehingga melalui simulasi ini, diharapkan bisa terlaksana prosesi pernikahan yang sakral namun tetap menerapkan protokol kesehatan. “Penerapan protokol kesehatan sangat penting, apalagi setelah adanya penambahan kasus positif baru di Kabupaten Purworejo, setelah sebelumnya sempat berada di zona hijau dalam hal penyebarannya,” tandasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: