Manusia Silver Mulai Muncul di Kota Tegal, Dinsos: Ini Modifikasi Peminta-minta Tarik Perhatian, Kita Bina

Manusia Silver Mulai Muncul di Kota Tegal, Dinsos: Ini Modifikasi Peminta-minta Tarik Perhatian, Kita Bina

MULAI MUNCUL – Orang yang melumuri tubuhnya dengan cat berwarna perak atau manusia silver menampakkan diri di Jalan Martoloyo, Senin (29/7). K. ANAM SYAHMADANI/RATEG MANUSIA silver atau orang yang melumuri tubuhnya dengan cat berwarna perak, mulai muncul kembali di Kota Tegal. Seperti biasa, manusia silver beraktivitas di perempatan dengan membawa kotak saat pengguna jalan sedang berhenti di traffic light. Fenomena tersebut menjadi perhatian Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tegal. “Di perempatan-perempatan jalan Kota Tegal, (manusia silver) sudah pada muncul. Yang jelas, tentunya mengganggu,” kata Wakil Ketua Komisi II Rosalina, Selasa (28/7). Rosalina mengatakan, manusia silver tergolong merupakan Pengemis, Gelandangan, dan Orang Telantar (PGOT). Dari sisi kesehatan, Rosalina merasa prihatin karena mengecat tubuh berpotensi dapat merusak kulit dan mata. Sehubungan itu, perlu dilakukan penertiban dan penegakkan Peraturan Daerah (Perda) oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Perda mengatur masalah PGOT, termasuk pemberi yang dapat dikenakan sanksi. Kita lihat di Jogja dan kota besar lainnya menerapkan sanksi untuk si pemberi, sehingga PGOT tidak ada lagi,” ungkap Rosalina. Selanjutnya, Rosalina meminta Satuan Polisi Pamong Praja tidak berhenti melakukan penertiban dan Dinas Sosial untuk melakukan intervensi dengan memberikan pelatihan, khususnya yang merupakan warga Kota Tegal. “Bagi yang warga Kota Tegal agar diberi pelatihan, serta mengedukasi akan dampak dan risiko kesehatannya,” ujar Rosalina. Terpisah, Kepala Dinas Sosial Bajari melalui Plt Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Jaminan Sosial Heru Supandi menjelaskan, manusia silver yang sering dijumpai di traffic light merupakan modifikasi dari para peminta-minta untuk menarik perhatian para pengguna jalan. Mungkin terinspirasi dari pengamen yang berada di luar negeri. Bermodal mengecat diri berwarna perak tanpa alat maupun kemampuan menyanyi, manusia silver bermaksud mendapatkan belas kasihan para pengguna jalan agar memberikan uang layaknya kepada para peminta-minta lainnya, di tempat yang sama seperti pengamen, baik yang mengguakan alat maupun tidak dan juga para pengemis. Cara tersebut dilakukan sebagai upaya mudah untuk mendapatkan uang tanpa mau bekerja keras. “Manusia silver secara nyata terlihat sejak beberapa tahun yang lalu dan keberadaannya di jalan kadang muncul, kadang hilang,” terang Heru. Upaya yang dilaksanakan Dinas Sosial, sambung Heru, sejak 2019 melalui Tim Patroli Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) maupun beberapa petugas dari Dinas Sosial, sudah banyak menjangkau mereka berdasarkan laporan masyarakat. Kemudian, dibina di Rumah Singgah dan ada juga yang dirujuk ke panti sosial. Untuk mengantisipasi merebaknya permasalahan sosial yang keberadaannya mengganggu ketertiban masyarakat, Dinas Sosial memandang perlu partisipasi dari masyarakat. “Pengguna jalan agar tidak memberikan uang kepada para peminta-minta yang ada di jalanan. Apabila akan bersedekah, lebih baik melalui lembaga atau organisasi yang resmi saja,” jelas Heru. (nam/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: