Merapi Erupsi Dua Kali, Abu Guyur Delapan Kecamatan
warga Dusun Sabrang, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang menunjukkan abu dari Gunung Merapi di tanaman pertaniannya, Minggu (21/6/2020). (Agus Hadianto/Jawa Pos Radar Semarang) MUNGKID – Gunung Merapi kembali erupsi pada Minggu (21/6/2020) pagi. Merapi erupsi dua kali dan mengeluarkan abu vulkanik yang mengguyur delapan kecamatan di Kabupaten Magelang. Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Dukun, Kabupaten Magelang Alzwar Nurmanaji kepada Radar Semarang mengatakan, Merapi mengeluarkan erupsi pertama pukul 09.13 dan tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 988 detik. “Erupsi pertama, teramati tinggi kolom erupsi ± 6.000 meter dari puncak. Arah angin saat erupsi mengarah sisi ke barat. Sedang erupsi kedua terjadi pada pukul 09.27 dengan amplitudo 75 mm dan durasi 100 detik. Untuk tinggi kolom pada erupsi kedua tidak teramati,” katanya. Alzwar mengungkapkan, sebelum erupsi, kondisi Gunung Merapi sedang tenang tidak menunjukkan gejala apapun. Meski demikian, menurut Alzwar, erupsi kali ini memang sudah diprediksikan sejak dulu, yakni dengan tanda seringnya erupsi. “Erupsi Gunung Merapi freatik, dan masih aman. Untuk status masih sama, yakni waspada sejak 21 Mei 2018. Saat ini kondisi Merapi landai, tidak ada aktivitas yang tiba-tiba. Merapi sudah tenang lagi,” ujarnya. Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Susanto mengatakan untuk sebaran abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi terdapat delapan kecamatan. Sebaran hujan abu cukup deras di Kecamatan Srumbung dan tujuh kecamatan lainnya abu ringan atau tipis. “Untuk Kecamatan Srumbung dengan hujan abu cukup deras, ada di Desa Kaliurang, Desa Kemiren, Desa Srumbung, Desa Banyuadem, Desa Kalibening, Desa Ngargosoko, dan Desa Kradenan,” ungkapnya. Sedangkan tujuh kecamatan lainnya, Kecamatan Dukun, Sawangan, Salam, Muntilan, Mungkid, Ngluwar, dan Borobudur. Untuk Kecamatan Dukun, desa yang terdampak abu vulkanik ringan yakni Desa Ngargomulyo, Desa Keningar, Desa Sumber, Desa Sengi, Desa Dukun, dan Desa Banyudono. Salah satu warga Dusun Sabrang, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Marta, 55, mengaku mendengar suara gemuruh dari dalam rumahnya saat erupsi Merapi. Suara cukup keras berlangsung 15 menit. “Suaranya keras, seperti batu turun dari truk itu. Sekitar 15 menit ada, lalu saya lihat ke luar rumah, hujan abu cukup tebal. Setelah itu, saya ke sawah di dusun sebelah, ngecek. Ternyata banyak abu vulkanik yang menutupi tanaman,” tuturnya. Terpisah, Balai Konservasi Borobudur (BKB) kemarin langsung membersihkan batuan Candi Borobudur dari abu vulkanik yang sangat berbahaya bagi batuan candi. “Karena abu ini sangat berbahaya, bersifat asam, Ph sekitar 4-5, dan juga berorientasi dengan batu, mengalami pelapukan,” kata Kasie Konservasi BKB Yudi Suhartono, Minggu (21/6/2020). (had/lis/bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: