Masih Banyak Pegowes Abaikan Protokol Kesehatan di Kota Magelang

Masih Banyak Pegowes Abaikan Protokol Kesehatan di Kota Magelang

GOWES. Bersepeda menjadi olahraga yang tengah digandrungi warga Kota Magelang di tengah pandemi virus Corona. Magelang Ekspres MAGELANG UTARA - Tak hanya negara-negara di Eropa dan Amerika yang kini mulai mengampanyekan "bike to work" seiring dengan rencana penerapan kenormalan baru (New Normal). Di Indonesia, juga di Kota Magelang, pegowes dadakan kini sangat mudah dijumpai di jalan raya. Memang, sejak ada pandemi virus corona, minat berolahraga masyarakat tampak mengalami peningkatan. Sayangnya, wahana seperti car free day, stadion, dan gelanggan olahraga belum dibuka total. Akibatnya, banyak masyarakat memilih menggunakan sepeda untuk tetap menjaga kondisi fisiknya sehat. Selain untuk olahraga, sepeda juga bisa menjadi alternatif moda transportasi yang lebih aman dari risiko penularan virus corona. Di masa transisi menuju New Normal, transportasi publik dikhawatirkan menjadi hotspot penularan jika protokol kesehatan gagal diterapkan. Namun demikian, di Kota Sejuta Bunga, tak sepenuhnya pegowes dadakan ini disiplin terhadap protokol kesehatan. Sebab, ada juga yang enggan memakai masker, tetap berkerumun, dan tidak menjaga jarak. Tak sedikit pula yang mengabaikan keselamatan bersepeda. Aktivis bersepeda dari komunitas Bike to Work Magelang, Siska Sri Yoga mengatakan, tren bersepeda baik untuk ke tempat kerja (bike to work), hiburan/hobi, maupun mobilitas memang sedang naik di tengah pandemi Covid-19 ini. Namun, di sisi lain tingkat pelanggarannya juga cenderung tinggi. "Misalnya melanggar tanda lampu lalu lintas. Kalau pas lampunya merah yang berhenti, seperti kendaraan lainnya. Lalu melanggar protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak jaga jarak, dan berkerumun,” katanya kepada wartawan, Senin (15/6). Pria yang juga ASN di Kecamatan Magelang Utara ini pun menyayangkan banyak peseda yang abai dengan protokol kesehatan. Tak jarang terdengar cerita banyak pesepeda berkerumun atau nongkrong di suatu tempat, padahal hal itu membahayakan. "Sebenarnya dari komunitas secara nasional Bike to Work Indonesia dan kedokteran olahraga sudah memberikan panduan bersepeda di tengah pandemi Covid-19. Seperti bersepeda di jalur sepi, pakai masker, cukup anggota keluarga, tidak berkerumun, dan hindari keramaian,” katanya. Menurutnya, aktivitas bersepeda saat ini sangat penting, karena dapat meningkatkan imunitas tubuh. Apalagi, bersepeda di kawasan yang udaranya masih segar. Imunitas ini penting sebagai upaya agar terhindar dari virus corona. "Ini yang terus kita kampanyekan agar kawan-kawan pesepeda tetap mematuhi protokol kesehatan. Dari komunitas, kami menahan diri untuk tidak bersepeda secara beramai-ramai. Kita bersepeda sendiri atau dengan anggota keluarga, tidak nongkrong, kalaupun berhenti untuk minum saja,” jelasnya. Fenomena pegowes yang ramai ini pun memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang sepeda. Salah satunya yang dirasakan Wahyu, pedagang sekaligus tukang servis sepeda di Rejowinangun Selatan, Magelang Selatan. "Ada kenaikan, sekarang sehari bisa memperbaiki 10 sepeda. Kalau yang beli bekas, itu tidak banyak, tapi tetap saja naik jika dibandingkan dengan hari biasanya," tuturnya. Salah satu pesepeda, Alda mengaku sengaja mengisi waktu luangnya untuk bersepeda. Biasanya, ia melakukan aktivitas olahraga ini sore hari di kawasan Kota Magelang. "Biasa cari spot-spot yang menarik untuk foto-foto, seperti alun-alun, pecinan, dan pernah di persimpangan Trio saat jalannya masih ditutup,” katanya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: