Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi Batal Dihukum Mati

Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi Batal Dihukum Mati

RIYADH - Pemerintah Arab Saudi pada Senin (7/9), mengubah hukuman mati bagi lima pelaku pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi menjadi penjara 20 Tahun. Diubahnya keputusan tersebut atas pertimbangan putra Almarhum sudah memaafkan para pelaku pada Mei lalu. Kantor berita Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, Pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman penjara terhadap delapan terdakwa pembunuhan sadis yang terjadi pada 2018 itu antara 7 dan 20 tahun. "Lima dari terpidana dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan tiga lainnya dipenjara selama 7-10 tahun," demikian laporan SPA, mengutip pejabat kantor penuntutan publik. Keputusan pengadilan itu pun sontak menuai kritik dari berapa kalangan. Menurut kelompok hak asasi manusia yang mencatat, bahwa tidak ada pejabat senior atau siapapun yang dicurigai melakukan pembunuhan dinyatakan bersalah. Independensi pengadilan juga dipertanyakan. https://radarbanyumas.co.id/ledakan-ac-masjid-sebabkan-22-orang-tewas-di-banglades-korban-terus-bertambah/ Terlebih lagi, berdasarkan putusan tersebut kantor kejaksaan mengatakan bahwa pengumuman itu menutup kasus pembunuhan Jamal Khashoggi selamanya. "Yang terpenting, di mana jasad Jamal Khashoggi? Dengan kalimat-kalimat ini, saya berasumsi mereka telah mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya," kata Khalil Jahshan dari Arab Center di Washington, DC yang juga teman keluarga Khashoggi. Jahshan menyatakan, bahwa seluruh putusan pengadilan tampaknya telah dimanipulasi. Menurut praktik hukum di Arab Saudi, keluarga memiliki hak untuk meringankan hukuman apapun, dan keluarga telah mengeluarkan pernyataan seperti itu dengan kemungkinan besar di bawah paksaan. Terlebih lagi, dalam tuntutan kasus tersebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) tidak pernah disinggung sama sekali. Padahal, badan intelijen barat menyinggung bahwa dia mengetahui operasi tersebut sebelumnya. Namun, dalam pembelaannya MBS selalu mengatakan bahw dirinya tidak ada hubungannya dengan pembunuhan itu. Tetapi, ia mengakui itu terjadi di bawah pengawasannya. Sementara itu, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Agnes Callamard menyatakan, bahwa pihaknya menemukan bukti yang dapat dipercaya keterlibatan MBS dan pejabat senior Saudi lainnya. "Mereka bertanggung jawab atas pembunuhan itu dalam laporan investigasi yang diterbitkan pada Juni 2019," ujar Callamard. Mendengar putusan pengadilan pada Senin, Callamard mengatakan di Twitter, persidangan itu tidak adil atau transparan. Dalam proses pengadilan tanggung jawab MBS bahkan belum ditangani. Tunangan Khashoggi juga mengecam putusan tersebut di media sosial. "Putusan yang dijatuhkan hari ini di Arab Saudi sekali lagi membuat ejekan terhadap keadilan," kata Hatice Cengiz di Twitter. Cengiz menyatakan, pihak berwenang Saudi menutup kasus itu tanpa dunia mengetahui kebenaran siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. "Siapa yang merencanakannya, siapa yang memerintahkannya, di mana jenazahnya? Ini adalah pertanyaan paling penting yang masih belum terjawab," ujarnya. Pakar dari American University of Beirut, Rami Khouri, mengatakan persidangan Saudi dikritik secara luas di seluruh dunia. Kritikan terjadi karena persidangan bertentangan dengan standar keadilan yang dapat diterima secara internasional. "Masalah siapa sebenarnya yang memerintahkannya (pembunuhan) masih menjadi pertanyaan besar. Putra mahkota telah terlibat, itu adalah tuduhan yang sangat serius ketika datang dari penyidik di PBB dan CIA. Ada banyak pertanyaan. itu perlu dijawab," kata Khouri. Khouri mencatat, kasus Khashoggi bukan satu-satunya kasus dengan pemerintah di kawasan Timur Tengah itu. Arab Saudi sering menerima tuduhan melakukan tindakan mengikuti, menyiksa, dan meneror kritikus Kerajaan yang tinggal di seluruh dunia. Meski mendapatkan kritikan dari aktivis, banyak warga Saudi memuji keputusan pengadilan dalam komentar di Twitter, sebuah media sosial yang disukai oleh pendukung pro-pemerintah. Beberapa mengatakan, bahwa putusan itu mengakhiri salah satu kasus politik paling sulit yang dihadapi Kerajaan, sementara yang lain mengatakan keputusan itu menjadikan Arab Saudi sebagai tanah keadilan dan negara di mana hak tidak pernah hilang. Vonis pengadilan Saudi datang setelah kerajaan mengadili total 11 orang pada bulan Desember. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang dan memerintahkan tiga orang lainnya untuk menjalani hukuman penjara yang lama karena menutupi kejahatan tersebut. Pengadilan Saudi menyimpulkan pembunuhan itu tidak direncanakan sebelumnya. Hal itu membuka jalan bagi Salah Khashoggi yang merupakan salah satu putra jurnalis itu mengumumkan keluarganya telah memaafkan para pembunuhnya di Saudi. Salah tinggal di Arab Saudi dan telah menerima kompensasi finansial dari pengadilan kerajaan atas pembunuhan ayahnya. Khashoggi dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki pada Oktober 2018. Setelah itu mayatnya dimutilasi hingga tak ditemukan sampai saat ini. Pangeran MBS sempat disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan itu, namun dibantah Kerajaan. Kontributor The Washington Post itu meninggalkan Saudi sejak 2017 dan tinggal di Amerika Serikat karena mengkhawatirkan keamanannya. Dia merupakan sosok vokal yang mengkritik kebijakan MBS. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: