AS Tembakkan 59 Rudal Tomahawk ke Syria

AS Tembakkan 59 Rudal Tomahawk ke Syria

Reaksi atas Senjata Kimia yang Tewaskan Anak-Anak DAMASKUS-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat keputusan yang mengejutkan. Dia memerintahkan penyerangan terhadap pangkalan udara militer milik Syria, Shayrat Airfield, di Provinsi Homs kemarin (7/4). Dua kapal tempur milik AS, USS Ross dan Porter, yang berada di Laut Mediterania pun meluncurkan 59 rudal penjelajah Tomahawk ke pangkalan tersebut. "Malam ini saya menyerukan kepada semua bangsa yang beradab untuk bergabung bersama kami mengakhiri pembunuhan dan pertumpahan darah serta mengakhiri semua jenis terorisme,"ujar Trump di hadapan para jurnalis setelah menemani Presiden Tiongkok Xi Jinping makan malam, Kamis (6/4), di Mar-a-Lago, Florida. Serangan dilakukan pukul 03.40 waktu Syria. Menurut Trump, itu merupakan balasan atas serangan senjata kimia oleh rezim Presiden Bashar Al Assad yang menewaskan 86 orang di Kota Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, Selasa (4/4). Belasan korban adalah anak-anak. Menurut Pentagon, di pangkalan itulah pesawat-pesawat yang menyerang Kota Khan Sheikhun berangkat. Senjata kimia milik Syria juga disimpan di tempat yang sama. Namun, tidak ada bukti pasti apakah benar senjata kimia Syria tersimpan di tempat tersebut. Salah satu pejabat militer AS menyatakan melakukan perhitungan yang akurat agar gas sarin yang diduga ada di pangkalan itu tidak ikut tertembak rudal. Target utamanya adalah menghancurkan selter pesawat, area gudang, bunker suplai amunisi, serta sistem pertahanan udara. "Pangkalan udara itu hampir hancur sepenuhnya. Landasan udara, tangki bahan bakar, dan alat-alat pertahanan udara semuanya diledakkan hingga berkeping-keping," ungkap Syrian Observatory for Human Rights (SOHR). Media Rusia Rossiya24 melaporkan bahwa ada sembilan pesawat milik Syria yang hancur. Jumlah korban jiwa atas serangan tersebut masih simpang siur. Beberapa media lokal menyebut ada sembilan penduduk sipil yang menjadi korban. Empat di antara mereka adalah anak-anak. Militer Syria menyatakan, hanya ada enam orang yang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan itu. Sementara itu, SOHR menyebut prajurit Syria yang tewas di lokasi mencapai 7 orang. Paman Sam memang aktif melakukan penyerangan di Syria. Namun, penyerangan yang selama ini dilakukan ditujukan ke kantong-kantong militan Islamic State (IS) alias ISIS. Tidak pernah diarahkan langsung untuk menghancurkan armada militer pasukan Assad. Karena itulah, langkah Trump yang memerintahkan langsung penyerangan tersebut mengagetkan banyak pihak. Sebab, selama ini dia mengkritik kebijakan pemerintah sebelumnya yang berperan aktif di perang Syria. Perintah ini merupakan keputusan terbesar yang diambil Trump sejak disumpah sebagai presiden AS pada 20 Januari lalu. Obama bahkan tidak pernah mengambil opsi tersebut selama delapan tahun menjabat presiden. Serangan itu juga membuat hubungan AS-Rusia yang mesra sejak Trump menjadi kepala negara kini menjadi panas. Rusia dan Iran yang merupakan sekutu Syria langsung mengecam serangan AS. "Serangan itu adalah tindakan agresi melawan negara yang berdaulat," ujar Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia menambahkan, langkah Trump bisa berpengaruh pada hubungan kedua negara. Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyatakan menghentikan kesepakatan dengan AS untuk mencegah bentrokan di atas wilayah udara Syria. Kecaman serupa datang dari Iran. Menurut Iran, serangan itu tidak berbeda dengan serangan-serangan lain dan tidak bisa dibenarkan. Di lain pihak, Syria menegaskan bahwa serangan tersebut menunjukkan AS mendukung terorisme. Oposisi bersenjata Syria justru senang dengan adanya serangan tersebut. Mereka berharap ada lagi serangan-serangan serupa. Prancis, Jerman, Israel, dan Inggris mendukung langkah Trump menyerang Syria. Inggris menyebutnya sebagai respons yang pantas atas serangan senjata kimia yang dilakukan Assad. "Kami yakin rezim Assad harus dihukum sepenuhnya di arena internasional," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki. Di lain pihak, Sekjen PBB Antonio Gutteres meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik di Syria tenang. Mereka diimbau untuk menghindari langkah-langkah yang bakal memperburuk situasi dan membuat penduduk Syria kian menderita. (AFP/Reuters/CNN/sha/c5/any)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: