Rio Haryanto Didepak Manor Racing, di Masa Depan Harus Dapat Tim yang Bagus

Rio Haryanto Didepak Manor Racing, di Masa Depan Harus Dapat Tim yang Bagus

JAKARTA – Libur musim panas Formula 1 tahun ini terasa pahit bagi Rio Haryanto. Menunggu balapan di Belgia pada 28 Agustus nanti, dia malah kehilangan kursinya sebagai driver Manor-Mercedes. Dave Ryan, Racing Director Manor, mengumumkan hal tersebut kemarin dalam satu pernyataan resmi tim. ”Saat ini kami mencapai satu poin dimana demi yang terbaik untuk tim, kami terpaksa memilih opsi lain untuk sisa musim ini,” kata Dave Ryan, Racing Director Manor kemarin (10/8). ”Kami ingin meneruskan dukungan kepada Rio untuk melanjutkan ambisinya di Formula 1, dengan menawarinya menjadi reserve driver. Kami akan sangat senang jika dia menerima tawaran ini,” lanjutnya. Rio-Haryanto-F1 Hampir sebulan lamanya spekulasi seputar masa depan Rio mengemuka. Grand Prix Hungaria pada 24 Juli lalu sempat disebut-sebut akan menjadi race terakhir Rio. Itu adalah deadline bagi Rio untuk menutupi dana sponsor senilai 7 juta euro. Namun, meski saat itu tidak ada pembayaran, Manor tetap memberikan kesempatan. Rio bisa membalap di Jerman pada 31 Juli lalu. Nah, sepanjang break pertengahan musim 2016, Manor dan manajemen Rio terus melakukan komunikasi untuk mencari opsi. Namun, pada akhirnya vonis pemutusan kontrak itu harus diterima Rio karena dukungan dana kepadanya memang tidak ada lagi. Total, dalam debutnya di Formula 1 musim ini Rio menjalani 12 balapan. Selanjutnya, kursi Rio di Manor akan digantikan Sebastian Ocon. Pembalap asal Belgia itu adalah juara GP3 pada 2015. Tim manajemen Rio sebenarnya sudah diberi waktu cukup lama menyelesaikan kewajibannya membayar sisa dana sponsor sebesar EUR 7 juta. Bahkan dispensasi juga telah diberikan dengan memberi kesempatan pembalap asal Solo, Jawa Tengah itu bisa turun membalap di GP Jerman. Namun sisa dana tersebut tak kunjung diperoleh. Pada awal musim 2016, Rio terikat kontrak satu musim dengan tim Manor Racing. Kedua pihak sepakat bahwa manajemen Rio harus memboyong dana sponsor sebesar EUR 16 Juta (awalnya EUR 15 juta, tapi karena jatuh tempo jumlahnya membengkak). Dengan cara mecicil manajemen Rio dengan dukungan Pertamina dan Kiky Sport berhasil mendapatkan dana EUR 9 juta. Nah, dana itu hanya cukup membiayai balapan Rio hingga 11 seri saja, yakni GP Hungaria. Setelah melalui negosiasi panjang Manor memberikan dispensasi kepada peringkat keempat balapan GP2 musim lalu tersebut untuk kembali membalap di GP Jerman, yang notabene adalah seri ke-12. Manor lalu memberikan waktu di jedah musim panas untuk mencari tambahan dana tersebut. Namun hasilnya tetap nihil. ”Rio sudah menjadi bagian sangat berharga dari tim kami sejak Januari, ketika kami meneken kontrak dengan dia selama satu musim,'' terang Direktur Balap Manor Dave Ryan dikutip dari situs resmi Formula 1. ''Beberapa waktu lalu, manajemen Rio mengindikasikan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban kontrak yang berlaku sejak berakhirnya GP Hungaria,'' tandasnya. Ryan menyatakan bahwa tim manajemen Rio sudah bekerja sangat keras untuk mengatasi masalah finansial tersebut dengan menjalin komunikasi dengan para sponsor dari Indonesia san Manor sendiri turut mendukung upaya-upaya tersebut. ''Termasuk dengan mengijinkan Rio membalap di Jerman. Sayangnya, kini kami sudah tiba pada titik dimana kami harus mencari jalan yang terbaik untuk kepentingan tim. Kami terpaksa menjadi opsi (pembalap) lain untuk sisa musim ini,'' paparnya. Rio-Haryanto Begitu keputusan itu diumumkan Ibunda Rio, Indah Pennywati, langsung menelpon putranya itu. Nada kesedihan, juga kekecawaan terdengar jelas dari suara Rio. ''Ya dia gelo (kecewa). Dia sering diam, terus ngomong sedikit lalu diam lagi,'' ucap Indah saat dihubungi melalui telepon sore kemarin. Rio, lanjut Indah, sebenarnya sudah merasa bahwa kursi balapnya akan diberikan kepada pembalap lain. ''Tapi dia terus berharap dan tidak mau percaya sebelum ada konfirmasi dari Manor,'' imbuhnya. Yang bisa dilakukan Indah kemudian hanyalah menghibur dan terus meghidupkan semangat Rio di saat sulit seperti ini. Bahwa yang menyebabkan kursi balapnya lepas bukan karena performa Rio yang buruk tapi semata karena dana. ''Saya bilang: ''Yang penting cita-citamu jadi pembalap F1 sudah terwujud. Kamu juga sudah banyak memberi masukan bagus buat tim supaya mobil itu jadi kenceng. Jadi bukan kamu yang jelek, tapi cuma dananya nggak cukup, itu aja!'','' unkapnya. Seperti diumumkan Manor, untuk sisa musim 2016, dia akan tetap bersama skuad Banburry tersebut sebagai pembalap cadangan. Artinya dia akan tetap berperan untuk mengembangkan mobil MRT05. ''Minggu depan rencananya dia juga akan ke Belgia (seri ke-13 di Belgia),'' sebut Indah. Seperti pembalap cadangan di tim-tim F1 lainnya Rio juga diperbolehkan turun di kejuaraan lainnya. Seperti pembalap cangan Manor lainnya Alexander Rossi, yang kini turun di ajang Indy Car 500. Namun karena saat ini sudah di tengah musim akan sulit bagi Rio untuk menjalin kontrak dengan sebuah tim balap. ''Boleh sih balapan di kejuaran lain, tapi apa Rio mau ya? Saya belum tanya ke dia,'' terang istri mantan pembalap nasional Sinyo Haryanto tersebut. Tentang masa depan Rio, sang manajer Piers Hunnisett memastikan fokus mereka tetap membalap di F1. Karena itu mereka akan terus berupaya mendapatkan dana sponsor untuk kembali ke F1 musim depan. ''F1 (target utama). Dia sudah mencapai hasil baik dan dia pantas berada di F1. Jadi fokus kami sekarang adalah F1,'' jawab Hunnisett. Pengumuman Manor tersebut langsung mendapat reaksi beragam dari netizen. Bukan hanya fans asli Indonesia, tapi banyak pecinta F1 luar negeri yang menyayangkan keputusan itu. Mereka menyebut Rio adalah pembalap potensial yang mampu mengimbangi performa rekan setimnya Pascal Wehrlein yang digadang-gadang menjadi bintang masa depan Formula 1. Misalnya mampu mengimbangi performanya di sesi kualifikasi. Hingga balapan ke-12, kedudukan head-to-head keduanya 7-5 untuk Pascal. Meski belum pernah finis lebih baik dari Wehrlein di balapan, sejumlah media asing menyebutnya bukan karena buruknya performa Rio. Tapi lebih kepada ketidak beruntungan dan kesalahan strategi dalam pemilihan ban. (cak/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: