Persaingan Formula 1 2016 Menjadi Semakin Ketat
Ferrari, duh, Ferrari. Tampil supercepat, skuad Kuda Jingkrak kembali gagal meraih kemenangan di Grand Prix Kanada. Mampukah mereka “pecah telur”, meninggalkan Red Bull, lalu menyalip Mercedes? Wajah Maurizio Arrivabene, principal Ferrari, menyimpulkan perasaan pasukan dari Italia tersebut usai Grand Prix Kanada Minggu lalu (12/6, kemarin dini hari WIB). Wajahnya menyungut, tidak kuasa menyimpan kekecewaan. Datang dengan mesin yang di-upgrade, Ferrari benar-benar memukau di Sirkuit Gilles Villeneuve, Montreal. Di babak kualifikasi, Sebastian Vettel kalah tak sampai 0,2 detik dalam perebutan pole positon. Dari posisi ketiga, saat lomba pembalap Jerman itu melakukan start yang spektakuler, memimpin di tikungan pertama dan mampu bertahan aman di depan tekanan Lewis Hamilton. Di atas kertas, Vettel punya pace (kecepatan) yang cukup untuk meraih kemenangan. Mobil Ferrari-nya lebih meyakinkan daripada mobil Mercedes yang dikendarai Hamilton. Situasi ini mirip dengan lomba pertama di Melbourne, Australia. Tapi sama pula seperti di Australia, Ferrari salah membaca situasi dan memilih strategi. Mereka memilih dua kali pit stop sementara Hamilton hanya satu kali. Walau lebih cepat, Vettel tak mampu mengejar pembalap Inggris tersebut. Lagi-lagi harus finis di urutan kedua. Padahal, kemenangan sangat mampu dicapai. Usai lomba, Ferrari mengaku salah menduga tentang ketahanan ban soft Pirelli (warna kuning), ban yang wajib dipakai semua pembalap saat lomba. Mereka tidak menyangka ban itu bisa begitu awet, sehingga pesaing bisa memaksakan strategi satu stop. Lewis Hamilton misalnya, start memakai ban ultra soft (warna ungu). Tapi setelah satu-satunya pit stop dia mampu menggunakan ban soft sejauh 46 putaran (dari total 70) tanpa kehilangan kecepatan terlalu banyak. Sementara Vettel start dengan ultra soft, lalu ganti super soft (merah), lantas menyelesaikan lomba pakai soft. Setelah lomba, mungkin orang bisa memahami kalau Vettel marah-marah dengan strategi tim. Nah, dalam hal ini Vettel terus menunjukkan kelasnya sebagai seorang juara dunia empat kali. “Mungkin (strategi) inilah yang mengakibatkan kami kalah. Tapi saya ingin menegaskan satu hal: Saya bukan tipe orang yang suka menyalahkan orang lain atau hal lain”, ujarnya usai lomba. Dia lantas menegaskan ke semua, betapa sulitnya memikirkan strategi di pit wall. “Coba Anda berada dalam posisi seperti itu, untuk membuat keputusan seperti ini sangatlah rumit. Saya tidak mau mengkritisi tim karena mereka hampir tepat dan mampu bereaksi dengan baik”, lanjutnya. Pembalap 28 tahun itu memilih untuk melihat sisi positif dari hasil ini. Paling tidak, hasil ini menunjukkan kalau segala kerja keras Ferrari telah menunjukkan hasil positif. Bahwa mereka mampu menemukan progres. Di awal musim, mereka digadang-gadang sebagai pesaing utama Mercedes. Tapi belakangan mereka justru disalip dan diancam oleh Red Bull-TAG Heuer (Renault). Di Kanada, mereka kembali menancapkan posisi sebagai penantang utama Mercedes. Vettel meminta kepada semua pihak yang men-support Ferrari untuk bersabar. Kemenangan tinggal menunggu waktu. Lebih jauh lagi, mengungguli Mercedes dan menjadi nomor satu di F1 juga tinggal menunggu waktu. Seluruh skuad Ferrari telah bekerja mati-matian untuk mencapai itu. “Sekali lagi, saya minta Anda semua untuk sedikit bersabar. Sedikit lagi. Tim ini sudah berada di jalan yang luar biasa. Segalanya telah membaik dan kita mencapai progres lebih cepat dari orang lain dalam sejarah F1. Kami berada di jalur yang benar. Ini tim yang luar biasa. Saya sangat menikmati tim ini”, tandasnya. Ancaman Ferrari ini –juga semakin kuatnya Red Bull-- sudah semakin dirasakan Mercedes sebelum lomba Minggu lalu. Walau memenangi enam dari tujuh lomba tahun ini, plus 32 dari 38 lomba pada 2014-2015, dominasi Mercedes dirasa sudah semakin mendekati akhir. Dan itu muncul dari kubu tim silver itu sendiri! “Kita mulai kembali ke situasi normal. Kami cukup beruntung bisa dominan selama dua tahun. Sekarang kita melihat jarak antara tiga atau empat tim teratas semakin mengecil. Feeling saya, (persaingan ketat) adalah situasi yang normal saat ini”, ucap Toto Wolff, principal Mercedes. Bagi para tifosi (pendukung Ferrari), kesabaran mungkin memang dituntut. Tapi ada kemungkinan, mereka tidak perlu bersabar terlalu lama. Lomba selanjutnya sudah akan berlangsung dalam hitungan hari, 19 Juni ini di Baku, Azerbaijan. Sirkuit itu baru untuk F1, dan disebut punya karakter cepat seperti di Montreal. Itu berarti, Ferrari langsung punya kesempatan untuk membalas kekecewaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: