Kolombia Pantang Pesimistis

Kolombia Pantang Pesimistis

Kolombia Pantang Pesimistis CHICAGO – Diatas kertas, sebenarnya Kolombia diprediksi tidak akan sulit menaklukan Cile ketika mereka bertemu pada babak semifinal di Soldier Field besok pagi (siaran langsung Kompas TV pukul 06.30 WIB). Jika mengacu kepada peringkat FIFA yang dikeluarkan 2 Juni lalu, Kolombia merupakan tim nomor tiga terbaik dunia setelah Argentina dan Belgia. Mereka memiliki 1.328 poin. Sementara Cile dua strip di bawahnya dengan selisih 35 poin. Namun, media-media berbahasa Spanyol sudah menelurkan berita bernada pesimis yang mengarah tim berjuluk Los Cafeteros tersebut. Sebut saja harian El Pais yang menulis bahwa ”Alarm Peringatan telah Berbunyi untuk Kolombia.” Atau Publimetro yang memberikan headline ”Jose Pekerman Tidak Boleh Membiarkan Alarmnya Mati.” Pesimisme media-media tersebut dikarenakan performa Cile yang begitu dahsyat ketika menghancurkan Meksiko tujuh gol tanpa balas di babak perempat final (19/6). Sementara, James Rodriguez dkk harus bersusah payah lolos ke semifinal dengan memenangkan adu penalti 4-2 kontra Peru (18/9). Selain itu, sepanjang sejarah pertemuan Kolombia dengan juara bertahan Copa America tersebut, pasukan Jose Pekerman itu tidak pernah menang sejak 11 September 2012 dengan statistik dua hasil imbang dan satu kali kalah. Handicap Kolombia inilah yang membuat media-media tidak berani menaruh Kolombia sebagai unggulan di fase empat besar nanti. Namun, striker Cile, Eduardo Vargas, menyebut terlalu dini jika Kolombia bakal pesimistis ketika berhadapan dengan mereka. ”Ketika melawan Meksiko, kami kebetulan bisa bermain baik. Namun, kami tahu tidak akan bisa mengulangi performa itu di depan Kolombia,” ujar Vargas seperti dilansir Four Four Two. ”Karena itu, kami tidak merasa bahwa kami adalah favorit,” lanjut bomber 26 tahun tersebut. Rasa pesimistis Kolombia bisa sedikit berkurang menyusul kekuatan La Roja, sebutan Cile, yang bakal tereduksi seiring dengan absennya gelandang pekerja keras Arturo Vidal karena akumulasi kartu kuning. Vidal dikenal sebagai dirijen permainan Cile karena memiliki kemampuan box-to-box. Tidak hanya memiliki akselerasi cepat dan tendangan jarak jauh akurat, penggawa Bayern Muenchen tersebut juga diberkati dengan kemampuan marking, intersep, dan tekel yang brilian. Sepanjang 2015, dalam 17 laga di semua ajang, Vidal telah memperkuat Cile sebanyak 16 kali. Dari statistik itu, pemain 29 tahun tersebut sudah memberikan 68,75 persen, atau 11 kemenangan. Sedangkan ketika Vidal absen dari timnas kala berhadapan dengan Argentina di kualifikasi Piala Dunia 2018 (25/3), Cile harus kalah 1-2 lewat gol Angel di Maria dan Gabriel Mercado (selengkapnya lihat grafis). ”Karena itulah, aku pikir laga ini bakal berjalan dengan sangat berat,” kata Vargas melanjutkan. Entrenador Cile, Juan Antonio Pizzi, dihadapkan pada keputusan untuk menentukan pelapis Vidal sebagai gelandang kiri. Opsi kuat berada di pundak pemain Celta Vigo, Pablo Hernandez. ”Itu pilihan yang logis,” kata Pizzi kepada AS Chile. Lebih lanjut, Pizzi mengatakan bahwa dia telah mempelajari permainan Kolombia, dan mulai memahami taktik seperti apa yang harus digunakan untuk membongkar pertahanan mereka. ”Grup ini telah menorehkan tinta emas pada sejarah sepak bola Cile,” tuturnya seperti dikutip situs resmi FIFA. ”Saya harap kami bisa terus menuliskan sejarah indah tersebut,” lanjut pelatih asal Argentina itu. Terpisah, kiper Kolombia David Ospina mengatakan, ada atau tidaknya Vidal tidak akan berpengaruh terhadap serangan Cile. Sebab, mereka masih memiliki Vargas dan bintang Arsenal Alexis Sanchez, yang ditopang oleh kematangan visi bermain dari Charles Aranguiz maupun Marcelo Diaz ”Mereka bisa melakukan transisi dari bertahan ke menyerang dengan cepat karena ditunjang oleh pemain berkualitas dunia. Karena itu, kami harus menghormati Cile,” kata Ospina dalam konferensi pers seperti dilansir ESPN. (apu/ady)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: