Rusia Siap-siap Berjuang Tanpa Fans

Rusia Siap-siap Berjuang Tanpa Fans

Rusia Siap-siap Berjuang Tanpa Fans LILLE – Rusia tidak sekedar memikirkan kalah menang di Euro 2016 kali ini. Beban Aleksandr Kokorin dkk bertambah setelah UEFA resmi menjatuhkan sanksi kepada federasi sepak bola Rusia (RFU) kemarin. Sanksi ini terkait kerusuhan yang ditimbulkan fans mereka saat game melawan Inggris matchday perdana Grup B Minggu lalu WIB (12/6). Sanksinya tidak main-main. Sebanyak 150 suporter garis keras Rusia yang terbukti terlibat berulah di Marseille dideportasi. RFU juga harus membayar denda sebesar GBP 118 ribu, atau Rp 2,23 miliar. ''Hukuman itu dijatuhkan karena kerumunan suporter Rusia yang mengganggu, memakai flare dalam stadion, dan melakukan tindakan-tindakan rasisme,'' tulis UEFA dalam situs resminya kemarin. Namun, yang paling bikin pasukan Leonid Slutsky adalah yang ancaman UEFA. Jika RFU tidak sanggup mengendalikan tingkah suporter pada laga-laga berikutnya, maka Rusia bisa ditendang dari Euro 2016. Ini mengkhawatirkan. Karena meski 150 pembikin onar sudah dipulangkan, belum tentu yang masih tinggal di Prancis adalah suporter yang anteng. Di sisi lain, Slutsky kepada Four Four Two menyatakan konsentrsi timnya sudah 100 peren mengarah kepada Slovakia. Mereka tidak mau terlalu memikirkan ulah fans. Slutsky telah melakukan evaluasi setelah bermain imbang 1-1 dengan Inggris. ''Saya meminta sekali lagi buat para pemain untuk bertarung layaknya lawan Slovakia ini adalah laga hidup mati,'' ucap pria berusia 45 tahun tersebut. Perhatian Slutsky menuju laga lawan Slovakia malam ini (15/6) di Stade Pierre-Mauroy adalah lini depan. Penyerang Artem Dzyuba yang mampet ketika berhadapan dengan bek-bek The Three Lions—sebutan Inggris—diharapkan bisa meningkatkan permainan. Dia diplot mengobrak-abrik lini belakang Slovakia yang digalang Martin Skrtel dkk. Dzyuba adalah penyerang tertajam bagi Rusia di kualifikasi lalu. Pemain 27 tahun itu membuat delapan gol dalam sepuluh pertandingan. Sementara itu, pemain Napoli yang juga wakil kapten Slovakia Marek Hamsik memprediksi laga lawan Rusia akan berlangusng dalam tensi tinggi. Kedua negara Eropa Timur itu sama-sama punya karakter keras di atas lapangan. Slovakia, yang kalah 0-1 dari Wales, tidak mau mengulang kesalahan yang sama. ''Kami sudah kalah dan tak bisa lagi kalah. Lawan Rusia akan menjadi tiket kami apakah bertahan atau tersingkir di turnamen ini,'' kata Hamsik. (dra/na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: