Kloppo Minta Jangan Terlalu Euforia

Kloppo Minta Jangan Terlalu Euforia

Liverpool 0 vs 1 Stoke City (Liverpool Menang Adu Penalti 6-5) LIVERPOOL – Juergen Klopp berusaha tetap tenang ketika Liverpool memastikan final Piala Liga setelah menang dramatis via adu penalti 6-5 dari Stoke City dinihari kemarin (27/1). Padahal, ini adalah semifinal kelima yang berhasil dilewati oleh Kloppo, sapaan akrab Klopp. Empat diantaranya diperoleh ketika masih menangani Borussia Dortmund. Yakni tiga semifinal DFB Pokal, serta satu babak empat besar Liga Champions ketika mengandaskan Real Madrid dengan agregat 4-3 musim 2012-2013 lalu. Selain itu, terakhir kali Liverpool mengangkat trofi Piala Liga adalah pada musim 2011-2012 lagi-lagi lewat kemenangan penalti 3-2 dari Cardiff City. Namun, Klopp menolak untuk terlampau larut dalam kegembiraan. Sebab, laga final yang dilangsungkan di Stadion Wembley itu baru digelar 28 Februari, yang berarti empat pekan dari sekarang. ”Karena itu, aku tidak ingin mereka memikirkan ’ini final yang sangat berart’ sehingga membebani dan membuat pemain tertekan,” ujar Klopp seperti dilansir TEAMtalk. Klopp menjelaskan, selain mereka masih menunggu pemenang antara Manchester City kontra Everton, masih ada sejumlah catatan krusial bagi Klopp. Yang paling tidak bisa disepelekan manajer berkebangsaan Jerman itu adalah buruknya organisasi The Reds, julukan Liverpool, ketika bertahan. Hal itu terlihat dari statistik laga yang dipaparkan oleh WhoScored. Selain hanya mampu unggul tipis dalam penguasaan bola (55,5 persen berbanding 44,5 persen), pertahanan Liverpool begitu kedodoran dengan menerima 15 tembakan dengan dua on goal. Kondisi yang membuat Klopp sempat murka pada menit 27. Dimana saat itu dia meneriaki Mamadou Sakho karena salah dalam menempati posisi. ”Mama!” Begitulah teriakan Klopp sebagaimana dilaporkan oleh Daily Mail. Tidak hanya Sakho, beberapa pemain juga tidak menunjukkan performa yang menawan. Seperti tandem Sakho di jantung pertahanan Kolo Toure yang nampak kesulitan mengawal Peter Crouch, dan fullback kiri Alberto Moreno yang bermain terlalu tergesa-gesa. Puncaknya adalah kala Stoke mampu mencetak skor yang mampu memaksakan adu penalti melalui Marko Arnautovic di menit 46. Striker timnas Austria itu menyamakan skor setelah menerima crossing Bojan Krkic yang datang dari sebelah kanan walau keabsahannya masih diperdebatkan karena berbau offside. ”Permainan bola mudah yang diperagakan Stoke, ditambah pergerakan Arnautovic dan Jonathan Walters, membuat organisasi pertahanan Liverpool kalang kabut. Nampak jelas bahwa Liverpool begitu kurang dalam hal kepemimpinan di lapangan,” ujar jurnalis Daily Mirror David Maddock. Koordinasi yang tidak jalan inilah yang menjadi bahan evaluasi bagi pelatih kelahiran Stuttgart, 48 tahun lalu tersebut. Sebab, empat hari berselang, mereka bakal menjamu West Ham United pada babak keempat Piala FA. Sebelum kemudian menantang penguasa klasemen sementara Leicester City pada pekan ke-24 Premier League di King Power Stadium 2 Februari mendatang. ”Sangat sulit untuk bisa bertahan melawan Stoke yang memainkan gaya lama mereka, bola-bola atas,” papar Klopp seperti dilansir Sky Sports. ”Kami seharusnya bisa bermain lebih pada babak pertama. Tapi, akhirnya kami menang. Kami layak mendapatkannya,” imbuhnya. Terpisah, manajer The Potters, sebutan Stoke, Mark Hughes, menyatakan tidak terlalu kecewa dengan kegagalan timnya mencapai partai puncak. Malahan, dia bangga dengan penampilan yang ditunjukkan oleh para pemain Stoke kemarin. ”Secara keseluruhan permainan, kami mendapat gol. Jadi, aku senang dengan penampilan para pemainku dan aku tidak menyalahkan mereka,” jelasnya seperti dilansir TEAMtalk. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: