Di Bioskop Rajawali, Baru Dua Studio yang Dibuka

Di Bioskop Rajawali, Baru Dua Studio yang Dibuka

KENCAN: Penonton berjalan menuju studio pemutaran film di Bioskop Rajawali, Jumat (17/9). DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS PURWOKERTO - Setelah CGV Purwokerto, Bioskop Rajawali juga memulai operasional pada Jumat (17/9). Secara aturan, prosedur dan penerapan protokol kesehatan baik di CGV Purwokerto maupun Rajawali, tidak ada bedanya. Yakni mengharuskan pengunjung memiliki aplikasi peduli lindungi. https://radarbanyumas.co.id/nonton-bioskop-di-cgv-purwokerto-syaratkan-sudah-vaksin-wajib-instal-aplikasi-peduli-lindungi/ Pengunjung harus berada pada status hijau. Jika masih oranye apalagi merah, maka pihak bioskop melarang orang tersebut untuk masuk. Hal itu akan dipastikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas, yang akan tetap melakukan pengawasan terhadap bioskop. "Regulasi sudah boleh, mereka sudah gunakan aplikasi barcode. Pakai barcode sudah bisa langsung terpantau, tapi tetap dimonitor gugus tugas kecamatan dan kabupaten," kata Kabag Kesra Setda Kabupaten Banyumas Suwondo Geni. Terpisah, Humas Bioskop Rajawali, Eny mengatakan untuk awal memang baru sedikit yang menonton. "Untuk Rajawali baru dua studio yang dibuka dengan masing-masing kapasitas lima puluh persen," kata dia. Ia menambahkan, untuk dua studio lainnya masih dalam tahap perbaikan. Persiapan Adaptasi Kebiasaan Baru Menanggapi soal sejumlah kelonggaran usai turun Level PPKM di Banyumas, Ahli Epidemiolog Lapangan Unsoed, dr Yudhi Wibowo MPH mengatakan meski dilonggarkan harus sesuai dengan Inmendagri. "Prinsip mengacu ke Inmendagri saja dulu sebagai dasar hukumnya," kata dia. Ia menambahkan, disamping itu, perlu diperkuat bagaimana bisa diimplementasikan dan dikaitkan dengan vaksinasi. "Aplikasi pedulilindungi diterapkan dengan benar. Semua sektor harus mulai persiapkan diri dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan penerapan aplikasi pedulilindungi," ujarnya. Tentu, lanjut dia, genjot pula vaksinasi di Banyumas. Sebab, bukan tidak mungkin apabila terjadi gelombang berikutnya. "Masih mungkin ada gelombang berikutnya. Melandainya kasus masih disertai PR terkait testing dan tracing yang masih belum memenuhi target. Dan juga vaksinasi belum mencapai 70 persen. Apalagi ada varian baru MU," tandasnya. (aam/mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: