Keluhan Dana Penggali Kubur Muncul di Aduan Banyumas, BPBD: Yang Nerima Perwakilan, dan Ada Saksi

Keluhan Dana Penggali Kubur Muncul di Aduan Banyumas, BPBD: Yang Nerima Perwakilan, dan Ada Saksi

BANYUMAS - Aduan dana penggali kubur covid 19 yang sudah lama belum cair sampai saat ini muncul di lapak aduan Banyumas. Tertulis "Keluhan dana penggali kubur covid #f21000002558" "Maaf min mau tanya. Dana untuk petugas penggali kubur covid. sudah cair belim ya. Sudah lama soalnya, belom cair2 min. Mohon bantuannya," tulis keluhan di lapak aduan Banyumas. https://radarbanyumas.co.id/kisah-komunitas-penggali-kubur-kpk-untuk-pasien-covid-19-di-banyumas-ada-tiga-regu-tetap-khidmat-meski-berkeringat-di-balik-hazmat/ Titik Puji Astuti, Kepala Pelaksana BPBD Banyumas melalui Andi Risdianto, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyumas mengatakan, untuk dana kepada penggali kubur covid 19 memang ada, tetapi sifatnya bantuan. Andi Risdianto, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD "Yang dari BPBD itu memang ada, tapi sifatnya bantuan, per makam, per galian itu 300 ribu, itu sifatnya bantuan dan tidak membiayai secara keseluruhan penggalian," katanya kepada Radarbanyumas.co.id, Senin (13/9). Ia melanjutkan, biasanya pemberian bantuan tersebut langsung diberikan begitu proses penggalian selesai atau pemakaman selesai. "Terus selalu diberikan begitu penggalian selesai atau pemakaman selesai, seperti itu. Jadi langsung ditempat dan ada tanda terimanya," lanjutnya. Yang menerima bantuan tersebut, mengingat karena kondisi pandemi, sehingga sifatnya diwakilkan dan didampingi saksi. "Biasanya ada beberapa macam yang menerima di lokasi, yang jelas perwakilan kan, apakah perwakilan petugas penggali kubur, apakah perwakilan RT, atau perwakilan perangkat desa. Seperti itu yang menerima. Nah apa yang terjadi di lapangan dengan perwakilan-perwakilan itu kita selalu berikan di depan, paling tidak ada dua orang saksinya, seperti itu. Jadi tetap ada yang tahu sebenarnya, cuma masalah sampai apa tidak, kita tidak tahu di lapangan yah, kepada penggali yah," jelasnya. "Karena kadang dilokasi itu, galian sudah jadi, orang-orang yang gali kubur sudah tidak ada yang keliatan, itu kadang galian sudah jadi lama, kita baru datang, yang disitu biasanyakan aparat desa paling tidak. Itu kalau kaitannya galian kubur," tambahnya. Andi Risdianto juga menerangkan, terdapat juga kemungkinan, tim pemakamam yang bertugas, hanya membawa uang bantuan untuk penggali kubur hanya di tiga lokasi, padahal terdapat empat lokasi yang akan dilakukan pemakaman. "Terus ada kemungkinan juga, tim pemakaman itu uangnya habis. Maksudnya tim pemakaman bawa uang, cuma ada lokasi lagi yang harus segera dimakamkan, sudah siap juga. Tapi tim pemakaman bawa uangnya cuma untuk 3 lokasi, tapi ini ada lokasi ke 4 ini, dan lokasinya dekat dan harus segera. Nah mereka langsung kesitu dan belum bawa uang, itu biasanya kita suruh perangkat desa untuk ambil uangnya di Kantor, ada juga kejadiannya seperti itu, tapi itu jarang terjadi," terangnya. Dia mengaku akan menindaklanjuti aduan tersebut, namun terdapat kendala yang menurutnya, pembuat aduan tidak memberikan detail lokasinya dimana. "Kita akan tindaklanjuti, cuma ini harus jelas dari lokasi mana, biar kita bisa cek juga kejelasannya, kalau seperti ini kurang jelas, karena kalau itu memang konteksnya penggalian kubur, sifatnya itu semacam subsidi, bantuan. Dan kalau ada lokasinya di Desa mana, pasti kita akan cek langsung kesana," pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: