Melihat Potensi Usaha Budi Daya Vanili, Harga Mahal, bak Mendulang Emas Hijau di Menoreh
JADI ANDALAN: Surasa, 59, saat berada di perkebunan vanili miliknya, Padukuhan Sinogo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo. Foto...produk-produk Vanili Mbajing.(IWAN NURWANTO/RADAR JOGJA)
Komoditas hasil panen tanaman vanili bagi masyarakat Padukuhan Sinogo, Pagerharjo, Samigaluh, kini sudah seperti andalan. Sebab, harga jual salah satu bahan utama pembuatan kue itu tergolong mahal dan permintaan tinggi. Karena itu ketika masa panen, masyarakat di wilayah ini bak mendulang emas hijau di Perbukitan Menoreh.
IWAN NURWANTO, Radar Jogja, Kulonprogo
Begitu masuk halaman rumah milik Surasa di Padukuhan Sinogo, hijaunya hamparan kebun vanili langsung menyambut. Tanaman dengan nama latin vanilla planifolia itu ditanam secara berjejer di depan rumahnya, dengan dibuat rambatan menggunakan tumpukan batu bata.
Selain ditanam di halaman rumah, pekarangan milik pria 59 tahun itu juga tak luput digarap sebagai lahan tanaman. Tanaman vanili memang tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga dalam penanamannya bisa memanfaatkan halaman atau pekarangan rumah.
Surasa yang juga ketua Kelompok Tani Ayem ini sudah membudidayakan tanaman vanili sejak 1986. Baginya, vanili merupakan peninggalan nenek moyang yang harus terus dikembangkan. Serta dipertahankan oleh masyarakat Padukuhan Sinogo sebagai salah satu sumber pendapatan.
“Bagi kami masyarakat Padukuhan Sinogo, vanili ini seperti warisan yang harus terus dibudidayakan dan diturunkan kepada para generasi kami,” ujar Surasa saat ditemui Radar Jogja beberapa waktu lalu.
Ia menceritakan, tanaman vanili bisa dikatakan salah satu komoditas menggiurkan bagi masyarakat Perbukitan Menoreh, khususnya di wilayah Kalurahan Pagerharjo, Samigaluh. Lantaran harga jual hasil panen tanaman ini tergolong tinggi.
Untuk satu kilogram vanili basah kualitas bagus atau kelas A bisa dihargai sampai Rp 300 ribu-Rp 500 ribu. Sementara kelas B atau kualitas biasa, harganya berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu per kilogram.
“Untuk serapannya sampai saat ini alhamdulillah juga maksimal. Ini karena permintaan pasar tinggi dan pemasarannya bisa sampai seluruh Indonesia,” tambah Surasa.
Selain dijual dalam bentuk vanili basah, masyarakat Sinogo juga mengembangkan vanili sebagai produk olahan. Menggunakan brand Vanili Mbajing, tanaman itu dibuat menjadi vanili gourmet atau vanili kering, serta pasta vanila atau vanili yang diolah menjadi seperti sirup.
https://radarbanyumas.co.id/wow-bangun-100-dapur-umum-untuk-produksi-gula-semut-ekspor-dari-kabupaten-kebumen/
Bagian Admin Rumah Belajar Vanili Mbajing Aji Saras Wanto mengatakan, produk olahan vanili diakui membuat harga jual vanili menjadi lebih tinggi.
Untuk produk olahan gourmet vanili saja, harganya bisa mencapai Rp 2,9 juta hingga Rp 3,4 juta per kilogram. Kemudian untuk pasta vanili kemasan botol ukuran 80 gram dibanderol Rp. 88 ribu.
Aji menyampaikan, permintaan terhadap produk-produk olahan vanili sama tingginya dengan vanili basah. Banyak dari produk olahan itu juga diserap toko-toko kue, hotel hingga eksporter. Selain itu, dengan nama Rumah Belajar Vanili Mbajing, masyarakat juga mengembangkan eduwisata pertanian vanili untuk wisatawan.
“Omzet rumah belajar ini bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan,” terang Aji. (laz/radarjogja)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

