Mesin Mati, Pesawat Latih Jatuh Terbalik di Area Persawahan
TASIKMALAYA- Insiden dirgantara kembali melanda dunia penerbangan Indonesia. Sehari usai peringatan 17 Agustus, Pesawat Viper PA 28, terpaksa mendarat darurat di area pesawahan Kampung Kiarakoneng, Tasikmalaya. Beruntung tak ada korban jiwa, meski pesawat sempat menabrak pohon kelapa dan mahoni. Pesawat juga jatuh dengan posisi terbalik di area pesawahan. Komandan Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya Letkol PNB Rony Armanto SE melalui Kepentak Lettu Sus Ruslan Rambe S.Sos menjelaskan pesawat itu dari pesawat latih. "Itu pesawat dari sekolah penerbangan, bukan dari lanud," ujarnya. Di dalam pesawat tersebut, kata dia, ada satu instruktur yaitu Kapten Lintang Baskoro dan dua siswa penerbangan atas nama Arif dan Fadli dari Sekolah Penerbangan PT Perkasa. Mereka sedang melakukan training area yang ternyata hilang kotak. "Informasi dari ATC (Bandara) Nusawiru (Pangandaran) pesawat lost contact pukul 15.00," terangnya. Jajaran Lanud Wiriadinata, kata dia, langsung menuju ke lokasi kejadian untuk membantu evakuasi korban. Soal penyebab insiden tersebut, pihaknya tidak bisa memberikan penjelasan karena bukan kewenangannya. "Itu harus dari investigasi pihak PT Perkasa, Lanud (Wiriadinata) hanya membantu karena jatuhnya di area Tasikmalaya," ujarnya. Kapolres Tasikmalaya AKBP Nugroho Arianto SIK melalui Kapolsek Karangnunggal Kompol Jefri mengatakan pesawat latih jenis Viper PA 28 PK PBG itu jatuh dari ketinggian 1000 kaki. Sebelum jatuh, pesawat itu, kata dia, mau kembali ke Bandara Nusawiru, Pangandaran. Namun saat melewati daerah Karangnunggal, pesawat mengalami trouble. Untuk sementara ini, kata dia, belum diketahui penyebabnya. Hanya baling-baling pesawat latih itu tidak berfungsi dan tidak berputar. Untuk antisipasi, terang dia, saat ini ketiga awak pesawat tersebut dibawa ke UPTD Puskesmas Kecamatan Karangnungggal. Mereka diberikan perawatan. Menurutnya pihak dari Sekolah Penerbangan PT Perkasa sudah datang. Pihak kepolisian, kata dia, sudah memberi garis police line untuk masyarakat di lokasi kejadian. Jadi, pihaknya masih menunggu dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Masih kita police line dan ditutup tidak boleh ada yang masuk. Sebelum ada pemeriksaan dari KNKT," papar dia. Kepala Desa Kujang Sukandar menuturkan pesawat bernomor PK PBG yang diawaki tiga orang jatuh dilahan persawahan milik warganya, Dadang pukul 15.00. Menurut informasi dari warga setempat, kata dia, pesawat terbang tidak begitu tinggi. Namun saat hendak kembali lagi ke Nusawiru Pangandaran, pesawat tersebut malah jatuh dan menimpa pohon kelapa dan mahoni sehingga tumbang. Menurutnya, korban langsung dibawa oleh warga ke rumah salah satu warga untuk diobati sementara. Mereka dirawat di rumah Iwan. Kondisinya sudah kembali membaik. Kondisi awak pesawat sudah mandi dan pakai sarung. "Namun terlihat masih agak panik," ujarnya. Data lainnya, sebelum terjatuh, mesin pesawat tersebut mati. "Mesin pesawat mati di ketinggian 1000 meter," kata salah satu awak pesawat sekaligus Siswa Perkasa Flight School, Muhamad Arief Rafidan (20) kepada wartawan, saat ditemui di Puskesmas Karangnunggal. Arief mengatakan, di ketinggian 1.000 meter RVM mulai turun. Kemudian pesawat terasa bergetar. Awak pesawat mencoba segala cara untuk menghidupkan mesin pesawat. Setelah mesin pesawat mati, lanjut dia, pilot mencoba menghidari rumah penduduk untuk melakukan pendaratan darurat dan akhirnya pesawat menabrak pohon dan jatuh ke sawah. "Sebelum terjatuh saya sempat may day, may day terus hilang kontak," ujar Arief. Menurut Arief, pesawat berangkat dari Bandara Nusawiru, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran sekitar pukul 02.00 untuk latihan terbang. (rga/dik/nay)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: