Efek Rapid Test Antigen Bagi Pendatang, Lokawisata Baturraden Sepi Pengunjung

Efek Rapid Test Antigen Bagi Pendatang, Lokawisata Baturraden Sepi Pengunjung

Kondisi di Lokawisata Baturraden. Foto Ali /Radar BANYUMAS - Setelah sempat dibuka lebih dari sepekan usai ditutup menyusul zona merah, kawasan Lokawisata Baturaden masih sepi pengunjung. Hal itu dikatakan Kepala UPT Lokawisata Baturraden, Kusmantono. Menurut dia hari biasa kunjungan hanya pada kisaran 300 – 400 orang. Kusmantono mengatakan, selama dibuka pada hari Minggu tingkat kunjungan juga masih sebatas kisaran 1000 orang. https://radarbanyumas.co.id/wisatawan-luar-jawa-tengah-wajib-rapid-antigen-saat-berwisata-di-banyumas/ "Masih sangat sepi pengunjung, hari Minggu saja hanya sampai 1.164 orang lebih sedikit. Bahkan pada hari normal hanya 300-400 pengunjung," katanya. Padahal jika mengacu pada data selama pandemi Covid-19, tingkat kunjungan pernah mencapai 2.446 orang. Saat liburan Maulid Nabi lalu. Menurut Kusmantoni, ada beberapa faktor penyebab sepinya kunjungan wisata. Yaitu situasi pandemi Covid-19 yang terus mengalami penambahan kasus positif. Sehingga banyak wilayah yang memberlakukan aturan rapid tes antigen untuk para pendatang. Mulai dari wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), semua memberlakukan aturan wajib rapid test antigen bagi pendatang. Hal ini dinilai sangat berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan. Mereka menjadi enggan untuk berwisata lintas daerah karena aturan tersebut. "Meskipun mendekati libur Natal dan Tahun baru. Tetapi acara di tempat wisata juga dilarang. Ini juga menurunkan jumlah pengunjung," katanya. Sementara untuk wisatawan dari lokal daerah setempat, faktor intensitas hujan yang cukup tinggi membuat para wisatawan enggan untuk mengunjungi objek-objek wisata. Sebagaimana diketahui, di wilayah Banyumas kerap turun hujan lebat, bahkan disertai angin kencang yang beberapa kali sampai menimbulkan banjir dan longsor. Sedangkan faktor ketiga yaitu status Kabupaten Banyumas yang baru saja keluar dari zona merah penyebaran Covid-19. Menurut Kusmantono, hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisata. “Walaupun seluruh tempat wisata sudah menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak, namun ada kecenderungan wisatawan enggan datang ke daerah yang penambahan kasus positif Covid-19 terbilang tinggi," pungkasnya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: