Ultah Jurusan Komunikasi "Dikado" Tiga Doktor Baru

Ultah Jurusan Komunikasi

Dari kiri ke kanan : Dr. Nuryanti, Dr. Agus Ganjar Runtiko, Dr. Shinta Prastyanti PURWOKERTO - Kembalinya tiga orang staf pengajar usai menyelesaikan studi doktoralnya, seolah menjadi kado terindah Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNSOED pada ulang tahunnya yang ke-22 di bulan September. "Alhamdulillah, semester ini kita diperkuat tiga orang doktor baru, yakni Dr. Nuryanti, Dr. Agus Ganjar Runtiko dan Dr. Shinta Prastyanti, yang tentunya akan semakin menambah kekuatan kami dalam memberikan pelayanan yang terbaik, khususnya di bidang tridharma perguruan tinggi," ungkap Ketua Jurusan, Dr. S. Bekti Istiyanto. Ditambahkannya, para doktor baru ini nantinya akan semakin mendukung kekhasan jurusan, yakni komunikasi pembangungan dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga doktor baru tersebut seluruhnya menyelesaikan pendidikan S3 pada Program Studi S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM. Dr. Nuryanti dengan promotor Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D dan Ko-Promotor Dr. Ir. Roso Witjaksono, M.S mengangkat tema disertasi tentang "Pendekatan komunikasi inklusif dalam peningkatan akses informasi dari web desa bagi masyarakat marjinal di Desa Susukan, Sumbang, Banyumas". Ada pun Dr. Agus Ganjar Runtiko dibawah promotor F. Trisakti Haryadi, Ph.D dan Ko-Promotor Dr. Roso Witjaksono, M.S. menulis disertasi tentang komunikasi keluarga petani dalam tradisi usaha tani tembakau di Kabupaten Temanggung. Sedangkan Dr. Shinta Prastyanti menyusun disertasi berjudul the new media functions in human capability improvement of coconut sugar farmers in Banyumas Regency Central Java dibawah bimbingan Promotor Dr. Subejo, S.P., M.Sc dan Ko-promotor Dr. M. Sulhan, S.I.P., M.Si. Nuryanti dalam risetnya berhasil menunjukkan, bahwa pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui tiga tahap yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dan pemberian daya. Ada pun bentuk pemberdayaan dilakukan melalui pelatihan jurnalistik dan pengelolaan web desa. Nuryanti menjelaskan, pendekatan komunikasi inklusif yang dilakukan adalah dengan menyediakan papan informasi sebagai media perantara untuk mengakses web desa bagi masyarakat marjinal. Walhasil, perubahan sosial yang terjadi adalah adanya perubahan pengetahuan, motivasi dan pemanfaatan web desa secara lebih baik. Penelitian Agus Ganjar tentang komunikasi keluarga, menujukkan bahwaadanya kegiatan transmisi nilai-nilai tradisi usahatani tembakau melalui komunikasi dalam lembaga keluarga; yang meliputi keluarga inti, keluarga luas, dan keluarga bayangan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa komunikasi keluarga petani tembakau berhubungan dengan budaya tradisi yang terjadi di desa-desa pertanian tembakau, di mana semakin tinggi intensitas penyelenggaraan budaya tradisi pada setiap desa mewujudkan komunikasi keluarga dalam konteks usahatani tembakau yang lebih intensif. Komunikasi keluarga yang terjadi dalam keluarga petani tembakau membentuk tipologi pola pluralistik, konsensual dan protektif. Adapun riset yang dilasanakan oleh Shinta Prastyanti menunjukkan, adanya enam tipe petani gula kelapa berdasarkan akses dan pemanfaatan media baru. Selain itu, akses dan pemanfaatan media baru untuk memacu peningkatan kapabilitas petani sangat bervariasi diantara para petani. Informasi yang diperoleh melalui media baru kemudian didiskusikan dengan berbagai pihak terkait, baik secara daring maupun luring, sebagai kelanjutan aktifitas daring melalui media baru. Tidak hanya itu, peningkatan kapabilitas petani melalui akses dan pemanfaatan media baru tidak selalu paralel dengan petani muda, berpendidikan dan memiliki latar belakang ekonomi yang tinggi.(wan/*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: