Serukan Perdamaian Lewat Doa Lintas Iman

Serukan Perdamaian Lewat Doa Lintas Iman

Doa lintas agama. ISTIMEWA PURWOKERTO–Sejumlah pemuka agama dan penghayat kepercayaan menyerukan perdamaian melalui doa lintas iman, Minggu (28/4). Acara digelar dalam rangka hari ulang tahun ke-55 Gereja Katolik Paroki Santo Yosep. “Pada pemilu kemarin tentu ada perbedaan pilihan baik di keluarga maupun masyarakat, sekarang harapannya kita kembali lagi menjadi satu. Satu Pancasila, satu bineka, dan satu Indonesia,” kata Pastor Kepala Paroki Santo Yosep Purwokerto Valentinus Sumanto Winata, Pr, dalam rilis yang diterima Radar Banyumas. Kegiatan diawali jalan sehat yang diikuti sekitar 5.000 orang umat bersama masyarakat dari 6 kelurahan di Kecamatan Purwokerto Timur. Hadir dalam doa lintas iman itu adalah Linda Susiana dari perwakilan agama Budha, Budi Santoso perwakilan agama Hindu, JS Budi Rohadi perwakilan dari KongHucu, Pendeta Dimas Aryo Yuwono dari GKI Martadireja, Edi Siswanto perwakilan dari Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan, dan Ustadz Sihid Masduki Algozali perwakilan dari agama Islam. Pendeta Dimas menyampaikan, kegiatan ini bisa membuka mata umat bahwa kebersamaan dengan umat lintas iman itu suatu yang mendasar dalam hidup beriman dalam konteks Indonesia. “Iman tidak akan ada artinya tanpa ada keterlibatan bersama masyarakat,” ujar Dimas. Dimas berpesan kepada seluruh umat beriman agar jangan mencari persamaan dalam hidup, tetapi menerima realita keberagaman. “Terimalah realita keberagaman karena Tuhan tidak menginginkan kita menjadi sama, tapi Tuhan ingin kita satu. Jalinlah kesatuan dengan dasar solidaritas yang berkualitas agar dapat melakukan aksi secara nyata di tengah kepelbagaian atau diversity,” katanya. Edi Siswanto perwakilan dari Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan mengatakan, bangsa Indonesia terdiri dari bermacam suku, ras, dan agama yang secara naluri sebagai manusia ingin bersatu dan hidup damai. “Acara ini menjadi suatu momentum untuk mempererat tali persaudaran antarumat beriman,” kata Edi. Linda Susiana perwakilan dari agama Budha menuturkan, walaupun bangsa Indonesia beragam, tetapi tetap satu. “Kita semua tetap satu. Saling bertetangga, mendukung, dan diharapkan bisa menebarkan cinta kasih,” tuturnya. Sihid Masduki Algozali perwakilan dari agama Islam mengatakan, manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial dan bisa hidup saling menghormati. “Mari kita jaga perdamaian dalam bernegara karena semua bersaudara,” katanya. Dalam doa, masing-masing perwakilan menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas keberagaman dan karunia melimpah yang telah diterima bangsa Indonesia. Mereka juga memohon perdamaian serta kerukunan di antara masyarakat agar Indonesia semakin maju dan persaudaraan antar-umat beragama kian kokoh. “Visi misi Gereja Keuskupan Purwokerto adalah Gereja semakin menjadi tanda hadirnya Kerajaan Allah. Artinya ketika Kerajaan Allah hadir, ada suka cita, syukur, dan cinta kasih. Itu diwujudkan dengan bergandengan tangan bersama masyarakat,” tambah Pastor Sumanto. (*/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: