Pedagang Taman Kota Khawatir Makin Sepi

Pedagang Taman Kota Khawatir Makin Sepi

SEPI : Salah satu ruko di taman kota Purwokerto terlihat sepi meski rencana kenaikan tarif masuk belum diberlakukan. AAM JUNI RESTINO/RADAR BANYUMAS PURWOKERTO - Rencana kenaikan tarif masuk di seluruh taman kota, ditanggapi miring sejumlah pedagang yang terlibat. Kebanyakan dari mereka justru menolak rencana kenaikan tarif dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas tersebut. "Sekarang, tiket tidak naik saja sudah sepi pengunjung. Apalagi jika dinaikkan? Kalau naik nanti makin sepi lagi," kata Marina salah seorang pedagang makanan di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan. (TRAP) Purwokerto. Marina menilai, pemkab seharusnya justru menurunkan harga tiket masuk. Alasannya sederhana, semakin murah tentu akan membuat pengunjung semakin tertarik datang ke TRAP. "Kalau pun memang harus naik, harapannya ya kenaikan yang wajar, seperti naik Rp 500 saja. Kalau menjadi Rp 5.000 menurut saya kemahalan," imbuhnya. Marina menyebutkan dengan belum naiknya tarif masuk TRAP saja omsetnya sudah sepi. Ditambah dengan banyaknya pedagang yang ada semakin membuat pendapatannya kembang kempis. Total ada 12 pedagang yang ada di TRAP. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang aktif berjualan. Alasannya sama yaitu sepinya pengunjung. Jika tarif masuk dinaikan Marina khawatir pengunjung makin sepi dan omsetnya kian anjlok. "Sehari- hari tidak menentu omsetnya. Hari ini dari pagi baru dapat Rp 130 ribu. Jika akhir pekan dan libur bisa dapat lumayan hingga Rp 500 dengan catatan yang jualan tidak banyak," katanya. Terpisah, Narsun seorang pedagang Batagor di Bale Kemambang, juga menyuarakan agar tarif masuk tidak naik. Dia membandingkan, saat pertama kali dibuka dan masih gratis, dimana Bale Kemambang sangat ramai dikunjungi masyarakat. Dari situ Narsun melihat jika dinaikan maka akan berdampak kepada pengunjung yang makin sedikit. "Kalau bisa tidak naik. Hari-hari biasa sudah sangat sepi terlebih jika sore sudah mendung. Ramai hanya pada hari Minggu dan hari libur," jelasnya. Hal serupa juga disampaikan salah satu pengunjung TRAP, Putra. Menurutnya, kenaikan tarif masuk arus dibarengi dengan peningkatan fasilitas di dalamnya. Jika hanya naik namun fasilitas tetap sama maka dipertanyakan kenaikan tersebut dimaksudkan untuk apa. "TRAP merupakan ruang publik dan harus sepatutnya murah meriah. Jika mau naik, wahananya ditambah. Karena selama ini sarananya hanya itu-itu saja," ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Kusmantono KUPT Lokawisata Purwomas mengatakan kenaikan akan dilakukan begitu fasilitas yang ada sudah dibenahi. Seperti wahana permainan anak di TRAP dan sarana lainnya. Terkait waktu pelaksanaan kenaikan tarif pihaknya belum dapat memastikan namun yang pasti tahun ini. "Sebelum fasilitas belum dibenahi belum diberlakukan," pungkasnya.   Tak hanya tarif masuk taman kota. Rencananya, kenaikan tarif masuk juga akan dilakukan di beberapa objek wisata, seperti Lokawisata Baturraden. Sejumlah masyarakat mengaku menolak rencana tersebut. Pasalnya, kenaikan tiket masuk diikuti dengan kenaikan tarif parkir. Sehingga skema kenaikan tarif tersebut dinilai tak ramah wisatawan. "Naik demi layanan yang meningkat dan Baturaden jadi lebih seru tidak apa-apa. Tapi kalau parkirnya ikut naik ya berat. Jadi kelihatan sekali mau nyari untung saja," kata Indrio, wisatawan asal Kecamatan Karangreja, Purbalingga.(aam/hkm/bay)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: