Gelar Istighosah KUBRO untuk Keselamatan Bangsa

Gelar Istighosah KUBRO untuk Keselamatan Bangsa

PURWOKERTO-Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April mendatang adalah saat bagi warga Indonesia memilih pemimpin. Dalam acara Nahdatul Ulama (NU) Istighotsah KUBRO untuk Keselamatan Bangsa, Minggu (3/3) di Auditorium Unsoed, Ketua PCNU Banyumas KH Sabar Munanto SAg MPdI menjelaskan, semua peserta istighotsah harus menyatukan langkah dan bergerak menuju kemenangan. "Yang paling penting adalah kita semua yang hadir, karena tanpa kita semua organisasi tidak menjadi besar," kata Sabar dalam sambutannya. NU, lanjutnya, mempunyai peran yang sangat besar bagi bangsa. "NU hanya ingin menyampaikan islam dan mendakwahkan islam sesuai dengan ajaran yang benar dari Allah SWT," kata dia. Acara dihadiri KH M Yusuf Qudori, ketua MUI Banyumas Dr KH Khariri Shofa MAg, pengasuh Ponpes Al Falah KH Ahmad Sobri, ketua PC Muslimat NU Bnayumas Hj Laeli Mansyur, ketua PC Ansor Kabupaten Banyumas Zaenudin Masdar, Ketua Satkoryon Banser Kabupaten Banyumas Andri Wardana, dan tokoh agama serta pengasuh Ponpes dari NU se Kabupaten Banyumas. Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang KH M Yusuf Qudori dalam mengatakan, anak-anak NU harus dibentengi, salah satunya melalui Pemilu 17 April mendatang. "Tanggal 17 April 2019 sangat penting bagi warga NU yaitu menentukan apakah ahlul sunah wal jamaah akan tetap tegak, agama dan kekuasaan politik adalah saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan," katanya saat menyampaikan pidato kebangsaan. Dia menjelaskan, agama merupakan pondasi bagi bagi manusia. Begitu pula saat memilih pemimpin. "Masa kita mau dipimpin oleh orang yang tidak bisa wudhu, tidak memahami ziarah kubur," tuturnya. Menurutnya, rakyat sangat tergantung seberapa aqidah pemimpinnnya. Jika pemimpinnya ahli ibadah maka rakyatnya rajin ibadah. Dijelaskan dia, jika suara masyarakat bisa dibeli dengan Rp 50 ribu, kata dia, atau Rp 100 ribu maka Indonesia tidak bisa lebih baik. Karena, orang yang membagikan uang agar dipilih, justru akan mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan. "Sekali lagi pertimbangkan aqidah, agama dan ahlaknya dalam mencari pemimpin, yang kita pilih baik Presiden, Wakil Presiden adalah yang akan menjaga kelangsungan NKRI dan ahlul sunah wal jamaah," jelas Yusuf. Ia bersyukur berada di Negara Pancasila. Karena syariat Islam berjalan baik walaupun bukan negara Islam. "kalau ada yang bilang pemerintah anti islam adalah terhadap islam yang radikal," tegasnya. Menjaga kelangsungan NKRI, jelas Yusuf, adalah kewajiban masyarakat termasuk warga NU. Ia meminta agar warga NU tidak mudah terprovokasi. "Jangan sampai Pemilu 2019 mengorbankan kita bersama," pungkasnya. (ing)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: