Tempat Ibadah Tidak Untuk Politik Praktis

Tempat Ibadah Tidak Untuk Politik Praktis

PURWOKERTO-Tempat ibadah yang digunakan sebagai tempat untuk kampanye atau politik praktis sudah terendus. Untuk itu, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyumas mendeklarasikan untuk tidak menggunakan tempat ibadah untuk politik praktis. Humas FKUB Kabupaten Banyumas Iis Setiyani mengatakan, deklarasi yang digelar setelah pelantikan pengurus baru tersebut berisi beberapa poin. Salah satunya yakni tidak menjadikan tempat ibadah untuk politik praktis. "Menjelang pemilu, tempat ibadah sangat rawan untuk kampanye," katanya dalam Deklarasi damai yang diucapkan setelah dilakukan pembacaan SK Bupati dan pelantikan pengurus FKUB baru di Pendopo Si Panji, Jum'at (1/3) malam. Menurutnya, rumor tentang 17 April mendatang akan ada gerakan doa bersama untuk salah satu pasangan calon presiden dimana akan dilakukan di masjid pemerintah harus dinetralisir. Untuk itu, FKUB berharap hal tersebut tidak terjadi. "Kami sudah bekerjasama terutama untuk takmir masjid pemerintah agar ikut kondusif dalam pemilu. Salah satunya menetralisir agar tempat ibadah tidak digunakan untuk media dakwah," jelasnya. Menurutnya, hal tersebut sudah dilakukan FKUB di beberapa tempat. Dan ini juga sudah dilakukan di Banyumas. Poin kedua dari deklarasi tersebut yakni memerangi berita hoaks. Saat ini dengan mudahnya menebar hoaks, untuk itu FKUB menghimbau agar masyarakat bisa lebih selektif dalam memilih berita. "Ini berujung ke ujaran kebencian. Dimana nantinya yang pembaca akan condong ke pasangan yang lain," terangnya. Poin lain dalam deklrasi damai tersebut yakni agar polisi dan juru kampanye dalam penggalangan suara dengan pendekatan program dengan cara bermartabat. Poin keempat turut mengawal kesuksesan pemilu yang aman damai dan berkualitas untuk Banyumas yang kondusif. "Dan terakhir menolak sikap intoleran dan paham radikalisme-terorisme demi keutuhan NKRI," jelasnya. Menurutnya, point-point tersebut perlu dicantumkan karena saat ini ada kelompok yang merasa kelompoknya paling benar. Sementara kelompok lain salah. (ida)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: