Enzim Kantong Semar Diburu Ilmuwan Luar Negeri
Kebun Raya Baturraden Miliki 710 Spesies Tanaman Langka PURWOKERTO-Tanaman langka 'kantong semar' yang banyak tumbuh di kawasan lereng Gunung Slamet, perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya tanaman dengan nama latin 'Nepenthes Adriani' tersebut, belakangan banyak diburu ilmuwan luar negeri. "Cairan dari Kantong Semar yang diburu ilmuwan luar negeri untuk melunakkan daging. Kalau keluar akan merugikan kita dalam pengembangan ilmu pengetahuan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Sugeng Riyanto, saat peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Provinsi yang dipusatkan di Kebun Raya Baturraden, Banyumas, Rabu (19/7). TANAM : Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menanam tanaman langka jenis Sakura. Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Provinsi yang dipusatkan di Kebun Raya Baturraden, Gubernur mengingatkan agar tanaman seperti Kantong Semar lebih diperhatikan. (MAULUDIN WAHYU/RADAR BANYUMAS) Dia mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Intelejen Negara (BIN), hampir seluruh jenis tanaman langka, termasuk enzim kantong semar, telah banyak yang dikirim ke luar negeri dengan harga antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Jika tidak segera dihentikan, dikhawatirkan tanaman langka di Indonesia akan mengalami kepunahan. "Untuk menghindari kepunahan, Kebun Raya Baturraden menjadi tempat konservasi sejumlah tanaman langka. Saat ini tercatat sedikitnya 3.064 individu yang terdiri dari 710 spesies yang menjadi koleksi," kata dia. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang hadir dalam acara itu mengatakan, untuk menghindari penyelundupan, seluruh sektor diminta bekerjasama, mulai dari dinas terkait, kepolisian dan imigrasi. Selain itu karantina juga harus dilakukan. "Kenapa kita sampaikan itu, karena barang itu sudah keluar. Ini tidak mudah memang, tapi segera kita bisa mengatasinya. Enzim, dari kantong semar ini bisa digunakan untuk melunakkan daging, ini tantangan kita, tidak hanya melindungi, tapi ilmu pengetahuan juga harus bergerak," kata dia. Pengembangan enzim Kantong Semar, lanjut dia, bisa dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi seperti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Sehingga Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain yang terlebih dahulu mengembangkan itu. Dalam kegiatan tersebut, Ganjar mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memperhatikan lingkungan, salah satunya dengan menggiatkan gerakan menanam pohon. Ia berharap, kegiatan penanaman pohon bisa menjadi tradisi dan sarana edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. "Tingkatkan tradisi menanam pohon dalam kegiatan seremoni apapun. Di tahun ajaran baru ini, guru dan siswa juga didorong menanam pohon, para siswa baru diharapkan menanam pohon," ajaknya. Secara simbolis, Ganjar melakukan penanaman dua bibit tanaman Sakura di komplek Kebun Raya Baturraden. Tanaman itu diharapkan jadi daya tarik baru bagi wisatawan agar berkunjung ke Kebun Raya Baturraden saat tanaman tersebut mulai berbunga. Sebelum ke Kebun Raya Baturraden, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan sejumlah kasus bullying yang terungkap di sejumlah wilayah lewat video viral di media sosial harus diperhatikan. Untuk itu, Ganjar yang memberikan pembekalan kepada siswa kelas X SMAN 5 Purwokerto, yang sedang mengikuti pengenalan lingkungan sekolah (PLS), Rabu ( 19/7) meminta sekolah siap mengahadapi berbagai masalah, terutama dari luar sekolah diantaranya paparan pornografi, narkoba, bullying, radikalisme dan lainya. "Hal ini dimaksudkan agar tidak ada perilaku menyimpang, termasuk aksi bullying," katanya. Untuk itu pada saat PLS, guru dan sekolah harus bisa mencipatkan suasana yang mendukung untuk proses belajar mengajar, menciptakan proses yang menyenangkan. Selain itu, Ganjar juga menekankan kepada guru yang ada, untuk bisa membangun karakter, budi pekerti dan moralitas yang baik. Untuk menghadapi sejumlah tantangan yang ada, terutama di luar sekolah. "Budi perkerti bisa diajarkan melalui, mata pelajaran apapun, melalui aktivitas apapun. Tapi gurunya, atau temanya kita rangsang mereka selalu mengingatkan. Umpama dia bicara mengenai toleransi, tadi ada yang tinggal di asrama. Kenapa bukan dia yang tinggal di asrama, mereka dijelaskan karena mereka tidak mampu," kata Ganjar Pranowo. (why/ali/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: