Melihat Aktifitas Komunitas Banyumas Cat Lovers

Melihat Aktifitas Komunitas Banyumas Cat Lovers

Tidak Hanya Peduli Kucing Rumahan, Juga Kucing Liar Memiliki hewan peliharaan mungkin menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang. Namun kecintaan kepada kucing tidak sebatas kucing rumahan, tapi kucing secara umum. Bahkan kucing liar. Hal itu yang ingin ditularkan oleh komunitas pecinta kucing yang tergabung dalam Banyumas Cat Lovers. BAYU INDRA KUSUMA, Purwokerto Kucing menjadi salah satu hewan peliharaan yang banyak digandrungi. Meski kadang tidak menyukai kucing karena berbagai hal. Hal itu memotivasi sekumpulan orang yang tergabung dalam Banyumas Cat Lovers (BCL), untuk melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya berkaitan dengan kucing. Public relation BCL, Wahyu Dwiyono mengatakan, sejak dibentuk sekitar tahun 2013 lalu, BCL tidak hanya fokus pada kucing-kucing rumahan yang dipelihara, melainkan juga menyasar kucing liar atau kucing homeless yang ada di jalanan. "Setiap Minggu pertama di awal bulan, kita biasanya melakukan kegiatan street feeding atau memberi makan kepada kucing-kucing liar di jalan," katanya. Menurutnya, kegiatan itu menjadi salah satu andalan dalam komunitas ini. Pasalnya, dari kegiatan itu, pihaknya berusaha menularkan rasa kepedulian masyarakat di jalan untuk ikut menjaga dan merawat binatang, khususnya kucing, meskipun merupakan kucing liar. "Biasanya orang-orang kalau ada kucing liar suka ditendang atau diusir. Oleh karena itu kita berusaha mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada hewan liar," jelasnya. Tidak hanya itu, berbagai kegiatan seperti gathering dan sharing juga rutin dilakukan bersama sejumlah anggota BCL. Hal itu dilakukan untuk mengedukasi, sekaligus berkonsultasi berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang biasa dialami pemilik terhadap kucingnya. Menurutnya, saat ini anggota BCL tidak hanya dari Banyumas saja, melainkan dari beberapa daerah tetangga seperti Purbalingga dan Cilacap. Intinya, lanjut dia, BCL lebih difokuskan untuk mensejahterakan kucing. "Kalau kopdar biasanya yang datang bisa sampai 50 orang, biasanya kita Kopdar di Alun-alun Purwokerto atau di Andhang. Harapannya, jangan sampai terjadi penganiayaan kucing," jelasnya. Dia menambahkan, sebagian besar masyarakat masih takut memelihara kucing karena banyak yang beranggapan bahwa kucing menjadi salah satu penular toksoplasma, melalui bulunya. Padahal toksoplasma tidak murni dari kucing, melainkan bisa dari berbagai sumber baik tumbuhan maupun hewan lain. "Oleh karena itu, kita mencoba untuk mengedukasi kepada masyarakat bahwa toksoplasma bisa diminimalisir melalui berbagai pencegahan," jelasnya. Ditegaskan, berkaitan dengan bulu rontok pada kucing, diakui memang kerap terjadi, namun demikian hal itu bisa diantisipasi jika kita mengetahui fase kerontokan bulu pada kucing. "Biasanya saat kucing berumur 6-7 bulan bulunya suka rontok, lalu cuaca, dan tingkat stress pada kucing. Itu bisa diantisipasi. Kecuali saat fase birahi, menyusui, atau habis hamil itu memang tidak bisa dicegah, tetapi bisa diminimalisir," tegasnya. (*/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: