YLKI Desak Cabut Aturan Wajib Tes PCR Untuk Penumpang Pesawat

YLKI Desak Cabut Aturan Wajib Tes PCR Untuk Penumpang Pesawat

ATURAN BARU: Calon penumpang pesawat di Bandara Juanda. Saat ini penumpang pesawat wajib tes PCR. JAKARTA – Keputusan pemerintah mewajibkan calon penumpang pesawat dari dan ke Jawa-Bali menjalani tes PCR mulai memicu polemik. Banyak pihak yang berkeberatan dengan aturan tersebut karena alasan biaya. Namun, tidak sedikit yang mendukung kebijakan tersebut dengan alasan kesehatan dan keselamatan. Seperti diketahui, tarif swab antigen untuk Jawa-Bali ditetapkan maksimal Rp 99 ribu. Untuk daerah di luar Jawa-Bali, tarif maksimal Rp 109 ribu. Tarif tes PCR ditetapkan maksimal Rp 495 ribu untuk Jawa-Bali dan Rp 525 ribu untuk area di luar Jawa-Bali. Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyanto menilai, kewajiban tes PCR akan berimbas pada tambahan biaya konsumen. Pasti bakal memberatkan. Konsumen enggan kembali memanfaatkan transportasi udara. https://radarbanyumas.co.id/syarat-pcr-untuk-penumpang-pesawat-diprotes/ ”Dampaknya juga akan dirasakan dunia penerbangan. Nasib maskapai dan airport akan makin terpuruk,” ujarnya. Di sisi lain, kata dia, kebijakan itu kental unsur diskriminatif. Sebab, hanya calon pengguna moda transportasi udara yang diwajibkan tes PCR. Pengguna moda transportasi lain masih diperkenankan memakai hasil swab antigen. Bahkan, ada yang hanya perlu menunjukkan bukti telah divaksin. Selain itu, menurut dia, perubahan level PPKM menjadi level 2 dan 1 seharusnya dapat memberikan kelonggaran dalam dunia usaha. Ditambah dengan cakupan vaksinasi yang mulai meluas, syarat penerbangan semestinya cukup dengan melampirkan hasil swab antigen. Karena itu, Agus mendesak kebijakan itu dibatalkan. Kemudian, tes PCR dikembalikan pada porsinya, yaitu menjadi ranah medis untuk menegakkan diagnosis. Bukan sebagai alat skrining perjalanan. ”Minimal ditinjau ulang dengan memperhatikan kepentingan konsumen. Sebab, tidak semua daerah memiliki banyak laboratorium PCR yang dapat mengeluarkan hasil dengan cepat,” jelasnya. Namun, bila masih bersikukuh menjadikan tes PCR sebagai kewajiban penumpang pesawat, pemerintah perlu menekan biaya tes seminimal-minimalnya. Dengan demikian, konsumen bisa menjalani tes PCR dengan harga terjangkau. ”Jangan sampai menimbulkan praduga di masyarakat bahwa kebijakan ini kental aura bisnisnya,” katanya. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: