Jokowi: Rebut Aset Tambang Blok Mahakam dan PT Freeport ke Pangkuan Ibu Pertiwi Lagi
![Jokowi: Rebut Aset Tambang Blok Mahakam dan PT Freeport ke Pangkuan Ibu Pertiwi Lagi](https://radarbanyumas.disway.id/upload/2021/10/Jokowi-Rebut-Kembali-Aset-Tambang-ke-Pangkuan-Ibu-Pertiwi-Lagi.jpg)
KEBIJAKAN STRATEGIS: Presiden Jokowi dan sejumlah menteri saat groundbreaking smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, kemarin (12/10).
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan tujuannya merebut kembali aset-aset kekayaan tambang tanah air yang sebelumnya dikuasai oleh asing seperti PT Freeport yang mengendalikan tambang di Papua hingga Blok Mahakam yang sebelumnya dikelola oleh Total.
Menurutnya, kekayaan alam Indonesia yang sangat kaya merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Namun, akan menjadi musibah jika tidak dikelola dengan maksimal untuk kesejahteraan warganya.
“Jika tidak dikelola dengan baik juga bisa menjadi sebuah musibah dan pelestarian dan keberlanjutan alam harus diseimbangkan antara kepentingan ekonomi dan kepentingan-kepentingan lainnya,” ujarnya saat memberikan pengarahan kepada peserta PPSA XXIII 2021 LNKRI secara virtual, Rabu (13/10).
https://radarbanyumas.co.id/jokowi-tunjuk-megawati-jadi-ketum-brin-berapa-gaji-megawati-dulu-waktu-bpip-gajinya-rp112-juta/
Selain kekayaan tambang, Jokowi juga menyebut, kekayaan alam lainnya adalah eksploitasi melalui penangkapan ikan di perairan nusantara. Ia menyebut, penangkapan ikan tidak hanya harus dilakukan untuk kesejahteraan rakyat, tapi juga harus dipikirkan keberlanjutannya. Sehingga, sumber daya ikan di laut akan tetap ada untuk jangka waktu panjang.
Jokowi melanjutkan, begitu juga dengan tambang harus dilakukan secara terukur, terkendali dan terjamin pengelolaan pasca penambangan.
“Industri kehutanan, perkebunan juga bisa kita lakukan, tapi dilakukan dengan menjamin keberlanjutan dan menjaga kekayaan hayati kita,” imbuhnya.
Jokowi menambahkan, pengambilalihan aset negara dari asing juga belum cukup. Hal itu perlu adanya pengelolaan sumber daya alam yang memiliki nilai tambah untuk kepentingan nasional.
“Sekarang tinggal kita melihat, kita bisa tidak melanjutkan, meningkatkan produksi dari yang telah kita ambil alih ini? Inilah yang masih jadi pertanyaan tapi kita lihat setahun dua tahun 4 tahun kita lihat mampukah kita,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pemerintah telah mengambil alih aset tambang di wilayah Papua yang selama 54 tahun dikelola oleh perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat, yaitu PT Freeport.
“2 tahun lalu mayoritas telah kita ambil sahamnya, dari 9 persen menjadi mayoritas 51 persen,” terangnya.
Kemudian, Blok Mahakam PT Freeportselama 43 tahun juga dikelola oleh perusahaan asal Prancis yaitu Total. Blok ini diambil alih oleh negara dan dikembalikan ke Pertamina.
“Sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron juga sudah 100 persen dan kita berikan ke Pertamina,” ucapnya. (rom/bin/jpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: