Istri Gemar Bersepeda, Suami Masuk Surga
Perempuan bersepeda menjadi tren yang makin berkembang di dunia. Termasuk di Indonesia. Dan satu lagi chapter Women's Cycling Community (WCC) lahir. Setelah Jakarta dan Bali, giliran WCC Surabaya juga mendeklarasikan diri. Jumlah anggota WCC Surabaya sudah mencapai 31 orang. Angka itu terus bertambah. Padahal, kali pertama terbentuk pada 15 Mei lalu, jumlah anggotanya baru 21 orang. ''Kami sengaja memilih lokasi di depan patung suro dan boyo sebagai awal rute test ride sekaligus penanda resmi dari terbentuknya WCC Surabaya," ujar Isna Iskan, salah seorang di antara tiga admin WCC Surabaya. "Selain karena menjadi ikon Kota Surabaya, letaknya yang strategis di jantung kota juga memudahkan bagi para member untuk ngumpul,'' imbuhnya. Selain di lokasi itu, acara soft launching juga berlangsung di depan DBL Arena Surabaya kemarin. Tidak sekadar berfoto-foto dan saling jumpa member, agenda tersebut juga diselingi gowes keliling Surabaya. Pada 15 Mei, para member melalui rute Jalan Raya Darmo-Tugu Pahlawan-Jembatan Merah-Jalan Tunjungan-Balai Kota Surabaya. Terbentuknya WCC Surabaya berawal dari tiga orang, yakni Isna Iskan, Septi Yulianti, dan Maya Anggraenie yang tergabung di komunitas WCC Jakarta tahun lalu. Seiring dengan berjalannya waktu, keinginan untuk membikin WCC chapter Surabaya semakin kuat. ''Mayoritas petinggi WCC Jakarta menyarankan kami untuk membentuk WCC Surabaya. Dan memang kami bertiga yang menjadi member awalnya. Namun belum resmi, masih sebatas gowes bareng,'' timpal Septi. Untuk acara kemarin, Dewo Pratomo didaulat sebagai emcee soft launching. Seperti biasanya, Dewo melontarkan guyonan-guyonan segarnya. "Jika para istri sudah gemar hobi bersepeda, maka banyak suami yang akan masuk surga," ucap Dewo. "Apa pasal? Karena sudah tidak perlu lagi berbohong diam-diam menyisihkan 'uang laki-laki' buat hobi ngoprek atau beli sepeda baru, hehehehehe," imbuhnya. Guyonan itu, papar Dewo, dilontarkan untuk memanaskan kebekuan pagi yang diselimuti hujan. Terlebih, acara sempat molor karena banyak cyclist perempuan yang berteduh gara-gara takut hujan. "Tapi bukan takut masuk angin, tetapi takut make-up-nya luntur, hahahaha," canda Dewo. Anggota Women Ratjoen Cycling Community Malang juga hadir dan memberikan kejutan. Yakni, kue tar lengkap dengan lilinnya yang ditiup langsung oleh dedengkot WCC, Isna Iskan. Di sisi lain, keberadaan media sosial juga memiliki andil yang cukup besar bagi perkembangan WCC Surabaya. Melalui Facebook dan WhatsApp, ketiga admin sering share aktivitas setelah gowes. Cara itu jitu. Sebab, banyak perempuan yang menarik. Ada dua tanda pagar (tagar) yang selalu digunakan, yakni #sherideindonesia dan #goweskece. Selain aktif gowes di jalanan, WCC Surabaya tidak lupa untuk menjaga kondisi dengan berlatih di gym. ''Setidaknya seminggu tiga kali kami menghadiri cycling class. Spinning, RPM, dan sprint adalah menu wajibnya,'' kata Maya.(io/c11/nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: