Megantara Jadi yang Termuda dalam Festival Mural

Megantara Jadi yang Termuda dalam Festival Mural

Pelukis Cilik 'Terlahir' di Masa Pandemi Selasa (29/3) pagi lalu, sepanjang dinding di Stasiun KA Purwokerto ramai para seniman dari berbagai kota. Mereka beradu kreativitas dalam lomba mural. Seorang bocah cilik di sana mampu mencuri perhatian. AHMAD ERWIN, Purwokerto Para seniman itu berasal dari Purwokerto, Purbalingga, Tegal, Brebes bahkan Kebumen. Mereka asyik membikin mural sebagus mungkin. Diantara mereka itu lah, Megantara Nur Setya (12), peserta termuda, berani ikut beradu karya seni. Megantara bercerita, kecintaannya terhadap seni sudah dimulai sejak usia dini. Namun itu semua seakan terlahir dan berkembang sejak pandemi bermula. Nyaris seluruh waktu dihabiskan dirumah. "Jadi awal mulanya itu Covid, karena pandemi itu tidak kemana-mana. Sekolah juga dari rumah. Saya luangkan waktu melukis sendiri, belajar sendiri," cerita dia. Belajar secara otodidak, dan saat awal mengembangkan bakatnya itu, dia memulai dengan menggunakan peralatan seadanya. "Waktu itu cuma pakai kertas kecil, lalu buku gambar kecil. Setelah itu naik sampai A3, dan manila. Cuma dulu masih pakai pensil, terus pakai krayon lalu ini cat. Belum lama ini juga sudah bisa terjun pakai kanvas," sambungnya. Sudah berkecimpung pada dunia seni lukis sejak dua tahun lalu, saat ini remaja yang sedang duduk di Kelas 7 SMP N 3 Kalimanah itu, memiliki puluhan koleksi karyadi rumahnya. https://radarbanyumas.co.id/30-tim-seniman-mural-corat-coret-dinding-stasiun-ka-purwokerto/ "Untuk ukuran 10 R-an itu banyak. Ada 30 buah," tambahnya. Karya anak yang berasal dari Desa Banjarsari Kidul Kecamatan Sokaraja itu, terbilang banyak yang mengapresiasi. Itu terbukti karena karyanya pernah dibeli Sekda Banjarnegara. "Pameran di Banjarnegara. Karyanya terjual pada hari Sabtu. Saya langsung gambar sama model," ucapnya. Dia mengaku, untuk segala jenis ia bisa menggambarnya. Namun, Megantara merasa lebih cocok kepada wayang. "Salnya wayang bagus, lebih muncul lebih hidup," lanjutnya. Saat ini, Megantara bergabung di komunitas Wongso Art Purbalingga. Tetapi sebelum itu, Ia juga pernah berkali-kali mengikuti melukis on the spot untuk mencari motivasi dan wadah agar bakatnya dapat berkembang maksimal. "Saya melukis dulu itu suka-suka. Melukis bersama dengan para seniman, cari motivasi agar bisa jadi pelukis," terangnya. Anak pertama dari Cahyono (43) dan Kurningsih (33) itu pernah mengaku bingung karena belum memiliki wadah hingga akhirnya bergabung dengan komunitas. Dari komunitasnya itu, Ia kemudian menegaskan, jika kelak nanti ingin jadi seniman handal dan dikenal khalayak. "Pengen jadi seniman, makin dikenal dari karya dan banyak belajar saja," tutupnya. (*) Foto 1 : Megantara Memperlihatkan, hasil karyanya. Foto 2 : Megantara, saat berpartipasi pada festival lomba seni mural Dinding KA Stasiun Purwokerto, Satu-satunya pelukis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: