Mbah Minto Berpulang, Tetap Membumi, Tetap Sambangi Tetangga, Artis Parodi “Gagal Mudik”

Mbah Minto Berpulang, Tetap Membumi, Tetap Sambangi Tetangga, Artis Parodi “Gagal Mudik”

TETAP MEMBUMI: Sosok Mbah Minto saat ditemui Radar Solo beberapa waktu lalu. Meski sudah menjadi sosok terkenal, Mbah Minto tetap bersosialisasi dengan tetangganya. (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO) Minto Suwito Siyam, 85, atau Mbah Minto telah meninggalkan para penggemarnya dengan karya video parodi dagelan jawa. Terutama yang diproduksi bersama Youtuber Muhammad Sofyan, 30, alias Ucup. Meski sudah terkenal, Mbah Minto tetap “menginjak” bumi. ANGGA PURENDA, Klaten, Radar Solo Tepat di depan sebuah rumah sederhana di Dusun Selorejo, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat berdiri tenda dengan deretan kursi. Pada bagian ruang tamu di rumah itu ada keranda dengan kain penutup berwarna hijau. Pada keranda itu terbaring jenazah Mbah Minto. Artis parodi jawa ini meninggal dunia pada Rabu (22/12) malam pukul 21.00. Mbah Minto menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Klaten usai menjalani perawatan secara intensif selama satu minggu. Mbah Minto dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh dan pingsan di kamar mandi. Hal itu dikarenakan sakit darah tinggi yang dideritanya sejak lama. Kepergian Mbah Minto meninggalkan kesedihan bagi empat anaknya. Terutama anak keempat dari Mbah Minto, yakni Sudiono, 48. Dia lah yang selama ini menjadi asisten Mbah Minto dan membantunya ketika berkegiatan. Terutama untuk antar jemput dari dan ke lokasi syuting. Satu hal yang membuatnya berkesan terhadap sosok Mbah Minto adalah sikap bersahaja meski sudah menjadi artis parodi dagelan jawa ternama. Dia tetap bersosialisasi ke tetangga sekitarnya, bahkan masih bersedia ketika diminta membantu kerokan tetangganya yang sedang tidak enak badan. “Sebelum simbah terkenal saat ini memang kerjanya srabutan. Mulai dari mencabuti rumput, memijat hingga membantu kerokan orang yang masuk angin. Padahal, bayarannya hanya Rp 15.000 – Rp 20.000 saja,” ujar Sudiono saat ditemui Jawa Pos Radar Solo di rumah duka, Kamis (23/12). Setelah menjadi terkenal seperti sekarang ini, Mbah Minto tetap hidup sederhana. Meski permintaan syuting iklan sejumlah produk begitu tinggi tetap saja dia tak melupakan tetangganya. Dari mengobrolkan berbagai hal hingga seringnya guyonan. Begitu juga dengan semangat dan totalitas Mbah Minto dalam menjalani jadwal syuting yang begitu padat tetap dilakoni meski usianya sudah senja. Bahkan 15 hari sebelum jatuh sakit dan masuk ke rumah sakit dia sempat menjalani syuting untuk iklan bumbu dapur. Termasuk permintaan dari perusahaan jamu yang setidaknya bisa membuat dua video dalam sebulan. “Semangatnya tidak kendor. Bahkan ketika dalam waktu seminggu tidak ada kegiatan bikin konten pasti ditanyai. Kapan syutingnya? ujar Sudiono yang menirukan ucapan orang tuanya itu. https://radarbanyumas.co.id/menangis-ditinggal-sang-ayahanda-nirina-zubir-buya-sudah-tak-sakit/ Diakui Sudiono, semangatnya tanpa rasa capek di usia senja patut ditiru. Sekalipun Mbah Minto sebenarnya menyadari sedang sakit. Kadang ini membuat di harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya. Sejak awal keluarga memang tidak keberatan atas kesibukan yang dijalani orang tuanya itu selagi memiliki mood yang bagus untuk berkarya. Apalagi kesibukannya ini menjadi hiburan tersendiri bagi Mbah Minto yang selama ini tinggal bersama cucunya. Namun, anak-anaknya selalu bergiliran menjaga sang ibu. “Tidak ada pesan khusus dari simbah. Tapi yang paling saya ingat, simbah selalu berpesan untuk tidak berantem sesama saudara dan saling rukun,” ucapnya. (*/ren/bun/dam/radarsolo/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: