Mahasiswa Unsoed Sulap Minyak Jelantah Jadi Pengharum Ruangan

Mahasiswa Unsoed Sulap Minyak Jelantah Jadi Pengharum Ruangan

PRODUK: Salah satu produk pengharum ruangan karya mahasiswa UNSOED dengan memanfaatkan limbah minyak sayur. HUMAS UNSOED UNTUK RADARMAS SALAH satu dampak dari Pandemi Covid-19 adalah mempersempit ruang interaksi bagi anak-anak muda Indonesia. Banyak anak muda kesulitan mendapatkan wadah pengembangan diri untuk mengakselerasi potensi yang dimiliki. Menurut BPS, Indonesia memiliki 62,4 Juta anak muda atau setara dengan 25% dari total penduduk. Dengan jumlah yang begitu besar, tentu anak muda Indonesia memiliki potensi untuk menjadi agent of change di semua lini kehidupan. https://radarbanyumas.co.id/jawab-tantangan-ganjar-paranowo-mahasiswa-unsoed-ciptakan-yoghurt-jamu-untuk-suplemen-peningkat-imun-pasien-covid-19/ Lingkungan menjadi salah satu aspek yang mengalami kemunduran akibat pandemi karena tidak banyak kegiatan turun lapangan yang dapat dilakukan. Selain itu konsumsi sampah rumah tangga juga meningkat selama pandemi. Untuk itu, Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman/UNSOED yaitu Lusi Isnaeni, Amelya Kinanti Pratomo, Rafriansyah Al Ihza dan Hanzallah Albara dari program studi D3-Perencanaan Sumberdaya Lahan berinisiatif untuk mengambil langkah perubahan melalui program kreatif mahasiswa kewirausahaan (PKM-K) dimana memanfaatkan limbah minyak sayur menjadi produk pengharum ruangan ramah lingkungan. Dimana aroma wanginya menggunakan aroma rempah-rempah dan merupakan salah satu langkah pemanfaatan rempah lokal di Indonesia. Lusi Isnaeni mengatakan bahwa program ini memiliki tujuan untuk membantu anak muda yang memiliki antusias pada isu lingkungan agar dapat berkembang melalui support biaya pendidikan, meningkatkan kemampuan melalui program kreatif mahasiswa kewirausahaan dengan internship dan self development. Selain itu juga membentuk karakter cinta lingkungan agar dapat menjadi aktivis muda lingkungan yang menyebarluaskan virus cinta lingkungan. Minyak goreng sisa memasak atau yang dikenal dengan minyak jelantah belum mendapat perhatian khusus dari masyarakat. Perilaku penggunaan minyak goreng di masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk dihabiskan dengan cara memakainya berulang kali atau menyisakan minyak yang sudah tidak layak pakai untuk dibuang ke saluran air atau pekarangan. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan dan lingkungan karena minyak yang dipakai berulang kali dapat berpotensi untuk menimbulkan penyakit kanker dan penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu penyakit jantung koroner, stroke, serta hipertensi. Sedangkan menyisakan minyak jelantah untuk dibuang ke saluran air atau pun kepekarangan dapat menimbulkan pencemaran air dan rusaknya kesuburan tanah. “Oleh karena itu perlu upaya pemanfaatan limbah jelantah produk yang memberikan nilai ekonomis," jelasnya. Minyak jelantah yang pada dasarnya merupakan limbah minyak goreng yang dapat dimanfaatkan untuk produk non pangan dimana minyak jelantah tersebut memiliki potensi pasar yang besar yakni dengan dibuat pengharum ruangan. Keberlimpahan minyak jelantah yang hampir ada di setiap rumah tangga dan juga pedagang atau industri makanan menjadi potensi sumberdaya yang tinggi bagi usaha pengharum ruangan dari limbah jelantah. Saat ini, limbah minyak sayur menjadi produk pengharum ruangan menjadi salah satu Program Kreatif Mahasiswa (PKM) 2021 yang lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ir. Purwandaru Widyasunu, MSc.Agr. selaku dosen pembimbing berharap ide-ide kreatif yang dikembangkan dapat menginspirasi generasi muda untuk selalu berkarya dan berprestasi. Kondisi yang saat ini serba dibatasi tidak menurunkan semangat dan tekad mereka untuk berkarya dan berprestasi. Dimana berhasil menciptakan produk dari limbah rumah tangga yaitu limbah minyak sayur menjadi pengharum ruangan ramah lingkungan ini dari rumah masing-masing. “Pembuatan produk ini dilakukan di tiga tempat yaitu di Purwokerto, Indramayu dan Bekasi,” ujarnya. Kegiatan pembuatan produk pengharum ruangan yang berbahan dasar limbah minyak sayur menjadi pengharum ruangan dimulai sejak bulan juni tahun 2021. Dengan kerja sama tim yang baik mereka sukses menjualkan produk yang dipasarkan melalui Cash On Delivery (COD) di Wilayah Purwokerto dan memanfaatkan jejaring social dari e-commerce seperti Shopee, Facebook, Instagram dan WhatsApp. Harga jual yang terjangkau untuk semua kalangan yaitu dengan harga Rp. 12.000,- untuk 1 produk pengahrum ruangan ramah lingkungan yang terbuat dari limbah minyak sayur dengan aroma rempah-rempah lokal Indonesia. (Humas UNSOED)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: