Gletser Himalaya Longsor

Gletser Himalaya Longsor

JAKARTA - Banjir bandang yang disebabkan longsornya gletser di daerah Tapovan, India pada Minggu (7/2/2021) waktu setempat menewaskan 18 orang tewas dan 200 hilang. Dikutip dari laman Anadolu Agency, Senin (8/2/2021), jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah. Tim SAR masih mencari ratusan pekerja proyek pembangkit listrik yang diduga hilang atau terperangkap dalam terowongan. Menteri Utama Trivendra Singh Rawat mengatakan, bawha kebanyakan dari korban hilang adalah pegawai pembangkit listrik. Beberapa terperangkap di terowongan yang tertutup air, lumpur, dan batu. "18 jenazah sudah berhasil mereka temukan dan sekitar 200 orang lainnya masih dilaporkan menghilang," kata Rawat. https://radarbanyumas.co.id/delapan-pecinta-alam-hipotermia-dua-lainnya-pingsan-akibat-cuaca-ekstrem-di-jalur-pembaretan/ "Jika insiden ini terjadi pada malam hari, saat semua pekerja sudah pulang, maka situasinya tidak akan separah ini," imbuhnya. Direktur Jenderal Pasukan Pemulihan Bencana Nasional, S.N. Pradhan, mengatakan bahwa tambahan tim pencari telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Perdana Menteri Narendra Modi mengaku terus memonitor situasi di Uttarakhand. "India mendoakan keselamatan semua orang di sana," tulisnya via Twitter. "Saya terus berkoordinasi dengan otoritas senior dan mengawasi perkembangan terkini mengenai pengerahan NDRF, upaya penyelamatan, dan operasi penyaluran bantuan," sambungnya. Sementara itu, Vivek Kumar Pandey, pejabat penanganan bencana lain menerangkan 80 meter di dalam terowongan sudah dibersihkan dan bisa diakses. "Namun tampaknya, masih ada 100 meter lagi di bagian dalam terowongan yang belum dibersihkan dari puing-puing," kata Pandey. Pandey menambahkan, bahwa saat ini ratusan anggota tim penyelamat terus menjalankan tugasnya sepanjang Senin, dibantu militer dari angkatan darat, udara, dan laut. Banjir besar itu, menurut otoritas, bisa saja disebabkan longsoran salju. Mungkin juga dipicu kantong air dalam gletser meledak. Dalam beberapa tahun terakhir, gletser di sana terus mencair. Pakar menyebut sebagian karena pemanasan global, ada juga karena pembangunan pembangkit listrik. Pada 2013, banjir bandang membunuh 6.000 orang dan membuat rencana penerapan proyek lainnya di Uttarakhand harus dikaji ulang. Vimlendhu Jha, pendiri LSM Swechha berkata, bencana ini adalah "pengingat suram" dari perubahan iklim maupun proyek seperti pembanguna jalan. Dapat diketahui, sebuah video di media sosial memperlihatkan luapan air sungai menerjang area Uttarakhand, menyebabkan kehancuran di jalur yang dilewatinya. Seorang saksi mata melihat air disertai material bebatuan di Sungai Dhauli meluap begitu cepat sehingga otoritas setempat tidak sempat membunyikan alarm. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: