Di Brebes, 153 Rumah Terendam Banjir, Tiga Sungai Meluap, 830 Orang Terdampak, Jembatan Penghubung Dua Desa Pu

Di Brebes, 153 Rumah Terendam Banjir, Tiga Sungai Meluap, 830 Orang Terdampak, Jembatan Penghubung Dua Desa Pu

BANJIR – Air dari sejumlah sungai melimpas akibat hujan deras hingga merendam pemukiman warga. TEGUH SUPRIYANTO/RATEG BREBES – Hujan yang mengguyur wilayah selatan Kabupaten Brebes dengan intensitas sedang hingga tinggi memicu peningkatan debit air di tiga sungai. Akibatnya, air sungai meluap ke pemukiman warga di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Selasa (1/12) petang. Data dari Satlak Penanggulangan Bencana (PB) Kantor Kecamatan Bantarkawung, terdapat sebanyak 830 jiwa terdampak banjir di wilayah RT 01, 02 0,3 RW 4 Dukuh Gempol Desa/Kecamatan Bantarkawung. Hal itu akibat rumah yang ditempati dari 153 Kepala Keluarga (KK) terendam banjir. ”Banjir akibat limpasan Sungai Cibungbung, Ciraja, dan Pemali yang mengalami peningkatan debit, setelah hujan turun lebih dari 4 jam. Mulai dari pukul 14.00 WIB,” terang Camat Bantarkawung Eko Supriyanto, Rabu (2/12). https://radarbanyumas.co.id/hujan-lebat-semalaman-sebabkan-banjir-dan-longsor-di-banyumas/ Akibat sergapan air itu, tidak banyak warga yang bisa menyelamatkan barang-barangnya ketika banjir air bercampur lumpur memasuki rumah mereka. Dimana ketinggian air berkisar 50 hingga 100 sentimeter atau sepinggang orang dewasa. ”Kejadiannya beberapa saat menjelang datang waktu Salat Maghrib. Terdapat 65 orang atau 18 KK, terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Di antaranya adalah 12 orang lansia dan 21 balita,” katanya. ”Alhamdulilah warga yang sempat mengungsi sudah kembali. Namun, semua tim Penanggulangan Bencana dan Satgas relawan terus kami siagakan,” imbuhnya. Limpasan air sungai juga sempat melumpuhkan jalur di jalan jalan Provinsi Bumiayu-Salem. Dimana arus air setinggi lebih dari 50 sentimeter menutup badan jalan. Dengan demikian, kendaraan roda empat maupun roda dua tidak ada yang berani melintas. ”Puluhan hektare lahan pertanian yang baru saja di tanam oleh pemiliknya terdampak kerusakan akibat limpasan arus sungai ini,” kata Camat. Hingga kini, Satlak PB Kecamatan Bantarkawung masih melakukan inventarisir dampak yang ditimbulkan oleh banjir di wilayah Kecamatan Bantarkawung. Beberapa sarana infrastruktur juga mengalami kerusakan. Antara lain, Jembatan Sungai Pemali wilayah Bangbayang hilir yang putus akibat diterjang banjir. Ambruknya talut pengaman SDN Waru 03 Kecamatan Bantarkawung , sehingga mangancam tiga lokal kelas. Kades Bantarkawung Ahmad Rivai mengatakan, banjir besar baru kali pertama terjadi di wilayahnya tersebut. Bahkan banyak di antaranya warga yang tidak sempat menyelamatkan barang berharga karena air yang datang secara tiba-tiba. ”Sebelumnya, kalaupun ada genangan, tidak sampai masuk ke dalam rumah. Tapi kali ini, air bercampur lumpur tiba-tiba menyergap, di saat sebagian warga melaksanakan Salat Maghrib,” jelasnya. Hinga kemarin siang sejumlah relawan gabungan termasuk dari wilayah Kecamatan Salem, BPBD Brebes, Pos Damkar Bumiayu dan lainnya, terus berupaya membersihkan sisa banjir berupa tanah lumpur dan sampah yang terbawa hanyut di sekitar pemukiman. Koordinator Satlak PB BPBD Brebes wilayah selatan, Budi Sujatmiko mengatakan, selain membantu pemulihan pasca bencana, BPD Brebes juga menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang sementara ini masih mengungsi ke lokasi yang lebih aman. ”Kami juga senantiasa mengingatkan kepada warga agar tetap waspada. Sebab, saat ini kita tengah memasuki puncak musim hujan yag diperkirakan hingga awal Januari mendatang,” ingatnya. Sementara itu, setelah diterjang banjir bandang pada Selasa sore (1/12) lalu, jembatan penghubung Desa Bangbayang, Kecamatan Bantarkawung dan Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu terputus. Padahal, jembatan yang berada di Desa Bangbayang itu baru selesai dibangun tahun 2020. Akibatnya, akses dari Bangbayang menuju Kalinusu maupun sebaliknya terganggu. Rusaknya jembatan penguhubung dua desa di dua kecamatan berbeda tersebut dibenarkan Kepala Desa Bangbayang Faizin. Menurut dia, jembatan di wilayah hulu Sungai Pemali itu tidak kuat menahan derasnya banjir bandang. Terlebih, jembatan sepanjang 80 meter dan lebar 2 meter tersebut menjadi akses utama masyarakat setempat untuk beraktivitas. ”Kejadiannya (jembatan putus-red) Selasa malam pukul 19.00 WIB. Rusaknya jembatan karena diterjang banjir bandang. Karena sungainya meluap hingga menutup jembatan,” terangnya. Putusnya jembatan, lanjut Faizin, diduga akibat konstruksi jembatan yang terlalu panjang. Apalagi, derasnya arus banjir bandang terjadi cukup lama hingga menerjang bentangan badan jembatan. Dengan demikian jembatan rawan roboh. Menurut dia, selama ini aktivitas warga Bangbayang ke Kalinusu dan sebaliknya mengandalkan jembatan tersebut. ”Karena jembatannya sudah rusak dan terputus, akhirnya mau tidak mau warga harus mengambil jalur lain. Walaupun jaraknya cukup jauh,” jelasnya. Selain itu, terjadinya banjir bandang di wilayah tersebut dipicu meluapnya tiga sungai. Yakni, Sungai Pemali, Ciomas dan Ciraja setelah diguyur hujan deras. (pri/syf/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: