Mayat Bayi Dikubur di Bekas Kampus, Diduga Hasil Hubungan Gelap
Petugas Polsek Gajahmungkur menunjukkan lokasi kuburan mayat bayi di belakang bekas kampus Anindya Guna. (M Hariyanto/Jawa Pos Radar Semarang) SEMARANG – Mayat bayi perempuan ditemukan dikubur di belakang bekas kampus Anindya Guna di Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Jumat (25/9/2020) sekitar pukul 06.00. Orok berusia tujuh bulan tersebut diduga hasil hubungan gelap. Saat ditemukan, mayat bayi dibungkus dengan kain kafan dan kaos oblong warna putih bertuliskan: Paris Bandung Van Java West Java Indonesia. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Semarang menyebutkan, mayat bayi itu kali pertama ditemukan pencari rosok, Umar Doni, 37. Saat itu, pria ber-KTP Kecamatan Inoman, Kabupaten Bantan Singingi Provinsi Riau tersebut tengah mencari barang bekas di bekas kampus Anindya Guna. https://radarbanyumas.co.id/mayat-lelaki-ditemukan-di-sumur-tempat-pembuatan-batu-bata-desa-kedondong/ “Pencari rosokan itu melihat ada gundukan kecil setinggi sekitar 10 sentimeter. Di atasnya ada taburan bunga,” jelas Ketua RT 9 RW 4 Kleurahan Petompon, Murdianto, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Jumat (25/9/2020). Karena curiga, lanjut dia, Umar Doni lalu melaporkan kepada Murdianto. Kebetulan rumahnya di seberang jalan, di belakang kampus tersebut. “Saya sama tukang rosok itu lalu ke lokasi ini. Saya lihat memang ada gundukan tanah. Lalu saya bongkar sedikit, di dalamnya ada kain kafan putih. Saya buka kainnya, kelihatan kepalanya. Langsung saya tutup lagi,” bebernya. Penemuan itu langsung dilaporkan ke petugas Babinsa dan Babinkamtibmas setempat. Laporan diteruskan ke Polsek Gajahmungkur dan Unit Inafis Polrestabes Semarang. Begitu petugas datang, gundukan tanah itu pun dibongkar. “Saat kain kafan dibuka, ada orok perempuan. Masih ada ari-arinya. Bagian kepalanya sudah membiru. Bagian perut ke bawah masih merah,” katanya. Selanjutnya, orok yang terbungkus kaos oblong dan kain kafan putih itu dibawa ke kamar mayat RSUP dr Kariadi Semarang. Kondisi kaos terdapat bercak darah. Menurut Murdianto, gundukan tersebut diduga masih baru, belum sampai 24 jam. “Kalau saya lihat, taburan bunganya juga masih baru, belum layu,” jelasnya. Penelusuran Jawa Pos Radar Semarang, lokasi bangunan tersebut terkesan horor. Sudah lapuk dan kayu-kayunya sudah roboh. Tinggal dinding dan atap. Sedangkan posisi kuburan orok tersebut persis berada di bawah tangga penuh tanaman liar. Dulunya bekas taman kecil, tepatnya di depan toilet. “Bangunan ini sudah 10 tahun tidak dipakai. Pelakunya bisa lewat depan, bisa lewat belakang. Tempat ini sepi. Kalau tidak tahu kondisi tempat ini, orang tidak mungkin datang ke sini,” katanya. Ia menjelaskan, jalan depan rumahnya yang menghadap bangunan bekas kampus tersebut menjadi penghubung ke arah Jalan Dr Sutomo, depan RSUP dr Kariadi Semarang dan kawasan Ngaglik Lama. Sedangkan akses menuju tempat itu, terdapat portal yang setiap malam ditutup. “Kalau malam selalu saya tutup, pukul 22.00 sampai 05.00 pagi. Tempat ini sepi. Kalau siang jalan sini juga sepi,” terangnya. Murdianto menyampaikan, di wilayahnya tidak ada rumah kos. “Kalau di RT sebelah ada, tapi sudah saya cek katanya tidak ada yang hamil,” katanya. Hasil pemeriksaan luar dokter RSUP dr Kariadi, orok perempuan tersebut memiliki panjang 34 cm dan berat 1,2 kg. Diperkirakan bayi lahir saat usia kandungan 7 bulan. Bayi tersebut meninggal kurang dari 24 jam. Tidak diitemukan tanda-tanda kekerasan dan penganiayaan. Hingga kemarin, kasus penemuan mayat bayi ini masih dalam penanganan aparat Polsek Gajahmungkur. Sejumlah kamera CCTV yang dipasang di kawasan tersebut, diperkirakan bisa membantu mengungkap pelaku pembuangan bayi tak berdosa ini. Kapolsek Gajahmungkur Kompol Yuliana BR Bangun saat dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan. (mha/mg11/aro/bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: