"Awas! Njerit Mati!"
Prayitno yang genap berusia 45 tahun pada 3 Maret besok, mendapatkan hadiah luka tembak di betis kaki kanan dan kirinya. Timah panas itu dimuntahkan polisi dan bersarang di kakinya saat ia mencoba melarikan diri dari kejaran polisi saat penangkapan. Prayitno saat pencurian bertugas sebagai eksekutor. Menurut pengakuanya kepada wartawan, Jumat dini hari itu, 29 Januari lalu kurang lebih pukul 02.30, Prayitno melompat pagar rumah milik Sunarmi. Ia lantas masuk ke dalam rumah dengan merusak jendela dan teralis menggunakan linggis. Berhasil memasuki rumah, Prayitno lalu mendobrak pintu kamar. Ia mendapati Sunarmi yang tersentak bangun dari tidur. "Melihat dia (Sunarmi-red) bangun, langsung saya pukul bagian dadanya. Saya ancam, Awas Njerit Mati!" kata Prayitno menceritakan aksi pencuriannya saat digelandang ke Mapolres Cilacap, Rabu (24/2) kemarin. Saat Sunarmi ketakutan, ia lalu mengambil dua buah tas yang berisi emas dan uang tunai Rp 20 juta. Mendapatkan barang curian sesuai yang diharapkan, ia pun segera keluar melarikan diri secepatnya. Dari aksinya tersebut, ia juga mengaku mendapat jatah bagian Rp 80 juta dari hasil penjualan emas tersebut. "Sudah habis dibelanjakan untuk membeli 4 unit sepeda motor dan perhiasan emas. Serta untuk biaya hidup sehari-hari. Sisa uang hanya Rp 405.000," akunya. "Kami berperan memberikan informasi atau gambaran rumah yang bisa dijadikan sasaran pencurian. Saya diberi uang Rp 12 juta oleh suami saya,” pengakuan Pratiwi. (ziz/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: