PBSI Kesulitan Cari Tunggal Putri Berjiwa Petarung
JAKARTA - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengaku kesulitan mencari atlet tunggal putri yang memiliki jiwa petarung. Hal itu diungkapkan langsung, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susi Susanti. Menurut mantan pebulutangkis nasional itu, saat ini tunggal putri menjadi sektor yang paling tertinggal dibanding empat nomor lainnya seperti tunggal putra, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Cipayung, Jakarta Timur. "Saat ini, tunggal putri yang memang harus ekstra kerja keras. Oleh sebab itu, kenapa saya bawel ngomong terus, bukan berarti menganakemaskan tunggal putri, tapi saya ingin memacu semangat mereka," ungkap Susi di situs resmi PBSI, Selasa (25/6) kemarin. "Saya bilang, 'saya nggak terima, lhi. Kita itu bisa, bukannya nggak bisa, walaupun hanya satu orang, tapi kita bisa'. Bagaimana cara menemukan yang satu orang ini," tutur pebulutangkis yang pernah meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu. Meski demikian, mantan atlet kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971 yang kini berusia 48 tahun itu mengaku bahwa pihaknya masih terus berjuang demi mengejar ketertinggalan tim tunggal putri Indonesia. Hadirnya Rionny Mainaky yang kini menjadi kepala pelatih tunggal putri, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan prestasi Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan. Susi juga mengatakan, sebenarnya pihaknya berharap besar kepada Gregoria Mariska Tunjung untuk menjadi andalan tunggaln putri Indonesia. Namun, diakui Susi, Gregoria belum bisa konsisten dengan kondisinya. "Kami berharap di Gregoria, namun ia masih on-off gitu, kadang bagus (mainnya), kadang dia kalah dengan dirinya sendiri. Dan juga kurang jaga badan, dia itu harus disiplin dengan diri sendiri," tegas Susi. "Kalau tidak bisa jaga kondisi dampaknya apa? Latihnnya kepotong, sudah naik, turun lagi. Jadi bagaiman mana mau naik ke atas, kalau sudah mulai naik, sakit. Nanti sudah naik lagi, sakit lagi, kan susah," jelasnya. Ada beberapa pemain yang sudah memiliki persiapan begitu bagus saat latihan. Namun disayangkan, pemain-pemain tersebut tak mampu mengeluarkan kemampuannya saat menjalani pertandingan. Namun, hal itu tak membuat PBSI begitu juga Susi bosan untuk terus memotivasi para pemain tim tunggal putri. Bahkan, diakui Susi ia menawarkan candaan ingin memberikan daging macan agar para pemain bermain kuat dan galak. "Sudah, tidak usah memikirkan apa-apa, nekat dulu di lapangan. Sampai saya bercandain, apa perlu dikasih daging macan ya biar galak? Ha-ha-ha. Jangan kelemer-kelemer, memang kita ini putri Timur, tetapi kalau di lapangan kan bukan putri Timur lagi," ungkap Susi. Susi memberi motivasi kepada pemain untuk menganggap setiap pertandingan itu sebagai perang. Dalam setiap perperangan menurut Susy, harus ada perlawanan yang membuat lawan mati. "Di depan kalian (pemain) itu musuh, lho, harusnya berpikir, dia atau saya yang mati? Harusnya berpikir seperti perang, kalau kita tidak melawan, ya kita yang akan mati. Itu yang kami terapkan, saya sendiri juga gemas," tegas Susi. Istri dari legenda bulutangkis Alan Budi Kusuma itu juga mengatakan, hal-hal terlihat sepele, terkadang menentukan karakter pemain. Ia mengatakan kebiasaan pemain yang terlalu pasrah bisa menjadi hambatan di lapangan dan membuat pemain dinilainya kurang memiliki daya juang yang lebih. "Saat berada di dalam lapangan itu, kita harus kejar bola kemanapun, mungkin terliaht sepele, namun itu akan menjadi kebiasaan. Kalau mungkin sudah terbiasa, 'ya sudah lah'. Seharusnya nggak bisa seperti itu kan, oleh sebab itu, mindset dan sikapnya harus diubah," jelasnya. Lebih jauh, Susi megakui bahwa evaluasi yang akan dilakukan pihaknya terhadap tim tunggal putri bakal memakan waktu yang tidak sebentar. Menuruntnya, progress tunggal putri masih berada di kisaran 20-30 persen. Menurutnya, kurangnya materi pemain menyebabkan hal tersebut. "Belum setengahnya. Salah satunya memang kurangnya materi pemain putri, kan bisa dilihat sendiri. Tunggal putri sekarang kalau lagi bagus, lalu sakit, bagus lagi, sakit lagi," tegasnya. Pebulutangkis empat kali menjuarai All England itu mengatakan bahwa pihaknya dalam hal ini PBSI terus mencari pemain tunggal putri yang memiliki jiwa petarung tersebut. "Kami berusaha kerja keras, sampai berpikir terus, bagaimana caranya. Cari pemain yang petarung, bukan yang 'ya sudah lah'. Menang kalah nggak ada urusan, itu belakangan. Bagaimana dia berani dulu, ngelawan," tuturnya. Meski demikian, Susi mengakui bahwa hal tersebut tidak akan mudah dan butuh proses. Namun, ia mengatakan tidak akan menyerah untuk terus memberikan masukan dan bimbingan kepada atlet-atlet di pelatnas untuk bisa menjadi ujung tombak dan meraih prestasi yang diinginkan. (gie/fin/wsa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: