Antara Silat dan Main Film
TIDAK semua atlet punya kesempatan menjadi bintang film. Kesempatan itu datang kepada Yola Primadona Jampil, salah satu tumpuan Indonesia di Asian Games 2018. Pesilat 24 tahun itu sempat mencicipi adu peran bersama Iko Uwais dalam tiga judul film laga. Yakni, The Raid 2, Headshot, dan The Night Cover Us. Film terakhir dijadwalkan tayang akhir tahun ini. Bagi Yola, kesempatan itu berawal dari iseng-iseng mengikuti casting via media sosial. Pengalaman itu rupanya memberikan wawasan bagi Yola untuk bisa berkarir di bidang lain pasca aktif sebagai atlet. Namun, saat ini, pilihan utamanya adalah membuat bangga Indonesia. Yakni melalui medali emas di Asian Games 2018. Pesilat jebolan ragunan itu akan tampil di nomor seni ganda bersama rekan masa kecilnya, Hendy. Keduanya merupakan pesilat dari perguruan Madura (Pamur) yang dibimbing langsung Tulus Priyadi, pelatihnya di pelatnas saat ini. “Bagi saya ada skala prioritas, saat ini konsentrasi saya untuk prestasi di Asian Games,” terang Yola. Beruntung, PB IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan tim pelatih juga memberikan keringanan bagi Yola untuk menjalani aktivitas syuting. Tentu, itu di luar jadwal latihan pelatnas. “Dia selalu mengambil jadwal itu saat pelatnas lagi off,” kata Rony Syaifullah, pelatih kepala timnas pencak silat Indonesia. Dia tidak memungkiri bahwa pundi-pundi uang yang dia terima dari bermain film cukup menjanjikan. Tidak hanya itu, dia juga kerap mendapatkan tawaran bermain iklan. Parasnya yang rupawan dengan pembawaan khas aktor laga menjadi modal bagi dia. Di sisi lain, pemerintah sekarang juga memberikan perhatian besar bagi atlet Indonesia. Sejak usia 12 tahun, Hendy/Yola sudah berlatih bersama di Pamur. Tetapi memasuki kelas 1 SMA, keduanya berpisah. Yola berkesempatan masuk di SKO (Sekolah Khusus Olahraga) Ragunan. Keduanya sempat “bercerai”. Bahkan Yola sempat turun sebagai atlet tanding. “Karena di Ragunan gak ada spesialisasi seni,” terang Yola. Pada awal 2014, menjadi momen penting bagi keduanya bersatu kembali. Mereka menjadi juara Kejurnas, dan berlanjut ke event besar PON 2016 Jawa Barat dan Kejuaraan Dunia di tahun yang sama. Pada ajang itu, keduanya mendulang medali emas. Sayangnya, tahun lalu, mereka kehilangan medali emas SEA Games Kuala Lumpur yang dua tahun sebelumnya mereka rengkuh di Singapura. Nah, Asian Games kali ini menjadi momentum tepat untuk membalas kekalahan tersebut. Sejak awal tahun ini sudah mereka buktikan melalui tes event. Mereka menjadi kampiun di ganda putra saat itu. (nap)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: