Demi Lebih Cepat 0,1 Detik per 10 Meter

Demi Lebih Cepat 0,1 Detik per 10 Meter

BERBAGAI cara dilakukan timnas dayung Indonesia untuk meningkatkan peluang mendapat medali. Salah satunya adalah meminjam perahu milik Pengprov PODSI Jawa Barat. Perahu mereka relatif masih baru. Buatan tahun 2016. Sementara perahu yang selama ini digunakan untuk berlatih dibuat 2013. Sudah berumur 5 tahun. "Kali pertama digunakan untuk bertanding di SEA Games 2013 Myanmar," kenang pelatih rowing Abdul Aziz. Dengan perahu bermerek WinTech Racing tersebut, skuad rowing sukses menjadi juara umum. Menyabet 5 emas dari nomor double sculls putra (M 2x), coxed eight putra, lightweight double men sculls (LM 2x), lightweight coxless four, dan lightweight women double sculls (LW 2x). Plus satu perak dan tiga perunggu. Namun, setelah lima tahun berjalan, perahu-perahu tersebut semakin uzur. Bisa dibilang sudah tidak layak untuk digunakan terjun di kejuaraan sekelas Asian Games. "Cat memang masih bagus. Tapi dasar kapal itu sudah agak lembek. Jadi kurang begitu laju di air,'' papar Romdhon Mardiana, atlet LM 2x. ''Jelas berpengaruh ke kecepatan,'' lanjut dia. Untuk membeli perahu baru, pelatnas tidak punya cukup dana. Karena itu, meminjam perahu milik Jawa Barat menjadi opsi yang masuk akal. "Perahu itu digunakan kontingen Jabar saat PON 2016. Kondisinya masih bagus, karena jarang dipakai,'' jelas Safril, staf pelatih yang lain. ''Lebih efisien meminjam daripada membeli," imbuh dia. Menurut informasi dari tim pelatih PB PODSI, harga perahu nomor single sekitar Rp 150 juta. Sedangkan, untuk perahu nomor 8+ dengan delapan pedayung dan satu kemudi bisa mencapai Rp 1 miliar. Perahu milik Jabar memang berbeda merek dengan milik pelatnas. Mereknya Fillipi, buatan Italia. Merk tersebut merupakan yang terbaik di kelasnya. "Kalau pakai perahu itu, laju kapal bisa lebih cepat 0,1 detik per 10 meter," imbuh pelatih rowing lainnya, Jamaluddin. Menurut dia, WinTech memang merek AS, tapi untuk manufaktur mereka bermitra dengan perusahaan Tiongkok. Padahal, kata dia, olahraga dayung berkiblat ke Eropa. Mayoritas negeri benua biru menggunakan perahu Fillipi. "Untuk prestasi terbaik, harus didukung alat yang memadai. Saya rasa perahu punya Jabar masih yang terbaik untuk kami gunakan," tandas Jamaluddin. (han/na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: