Kandang Vettel, Juga Kandang Mercedes

Kandang Vettel, Juga Kandang Mercedes

Wolff Yakin W09 Tetap Yang Terbaik HOCKENHEIM- Saat balapan Formula 1 datang ke Jerman akhir pekan ini, Sebastian Vettel sedang berada di puncak performanya. Dia baru saja memenangi balapan di kandang rival terbesarnya saat ini Lewis Hamilton, yakni di GP Inggris. Selain itu, juara dunia empat kali Formula 1 tersebut kini merajai klasemen sementara pembalap dengan keunggulan delapan poin. GP Jerman tahun ini bakal lebih istimewa setelah absen dari kalender balap F1 musim lalu. Jika sukses memenangi balapan kandangnya, Vettel bukan hanya mengukuhkan posisinya sebagai kandidat terkuat juara dunia 2018, tapi juga mengukir sejarah. Setelah Nico Rosberg memenangi balapan di Hockenheim pada 2014, belum ada lagi pembalap Jerman yang naik ke podium teratas di lintasan dengan layout mirip sepatu tersebut. Pada seri terakhir Formula 1 di sirkuit tersebut, musim 2016, kemenangan diraih jagoan Mercedes Lewis Hamilton. Vettel sendiri hanya sekali memenangi GP Jerman. Itupun bukan di Hockenheim, tapi di Nurbugring 2013. Datang ke Jerman akhir pekan ini Vettel punya misi besar. Dia tak ingin gagal seperti Hamilton di balapan kandangnya sendiri di Silverstone dua pekan lalu. Hamilton yang start dari pole position terlibat sengggolan dengan pembalap Ferrari Kimi Raikkonen di lap pertama. Akibatnya, posisi pembalap Stevenage, Inggris tersebut terlempar ke urutan paling belakang. Setelah bertarung habis-habisan sang juara bertahan berhasil menyelesaikan balapan di posisi runner up. Kemenangan Vettel di kandang Hamilton ikut mengerek kepercayaan dirinya menyongsong seri berikutnya akhir pekan ini. ''Mobil kami bekerja dengan baik di Silvertsone. Sirkuit yang biasanya menjadi kandang lawan,'' ucap Vettel dilansir situs resmi Formula 1. ''Tapi kami harus tetap fokus mengembangkan mobil sampai akhir musim. Karena pengembangan adalah kunci,'' tandasnya. Sejatinya, Ferrari punya sejarah hebat di Hockenheim. Jika mundur jauh ke musim 1950, skuat Kuda Jingkrak tersebut sudah mengoleksi 22 kemenangan. Jauh lebih banyak ketimbangan Mercedes yang cuma 10 seri. Sayangnya, kemenangan terakhir Ferrari di Hockenheim sudah terjadi cukup lama. Yakni pada 2012. Saat itu kemenangan diraih pembalap McLaren saat ini Fernando Alonso. Sejak mesin V6 Turbo Hybrid diperkenalkan pada 2014, Mercedes tak tertandingi di Jerman. Dan, bisa jadi peluang terbesar Ferrari mengakhiri dominasi Silver Arrows tersaji Minggu nanti (22/7). Banyak yang mulai percaya bahwa mesin Ferrari adalah yang tercepat saat ini. Bahkan, Bos Aston Martin- Red Bull Christian Horner menyebut, benchmark mesin F1 2018 bukan lagi Mercedes, tapi Ferrari. Dalam hal ketahanan, mesin Mercedes memiliki sisi rawan. Itu terjadi ketika tim pabrikan Jerman tersebut mengalami double DNF (did not finish) dengan penyebab berbeda di GP Austria. Tapi Bos Mercedes Toto Wolff sama sekali tak sepakat dengan komentar Horner tersebut. ''Kami memang tidak meraih poin sebanyak yang kami inginkan di balapan triple header (tiga seri beruntun (Prancis, Austria, Inggris) itu merupakan kesalahan kami. Tapi kami punya mobil yang kencang dan itu adalah alasan kenapa kami tetap optimis menyongsong paro kedua musim,'' tandasnya. Meski Jerman adalah balapan kandang Vettel, Wolff juga menyebut Hockenheim adalah balapan kandang Mercedes. Jarak sirkuit dengan markas besar Daimler (perusahaan induk Mercedes) hanya berjarak 90 menit dengan perjalanan darat. ''Lintasan ini juga menarik. Memiliki tikungan yang membutuhkan kecepatan yang bervariasi. Kami akan berjuang sekuat-kuatnya untuk menyugukan balapan yang menarik bagi fans dan tentu saja kami berharap hasil maksimal,'' tandasnya. Saat ini Mercedes berada di posisi kedua klasemen konstruktor. Tertinggal 20 poin dari Ferrari. Sementara di klasemen pembalap Hamilton juga melorot ke posisi kedua dengan selisih delapan poin. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: