Bahrain Milik Ferrari

Bahrain Milik Ferrari

Verstappen Keluhkan Sulitnya Overtaking MELBOURNE - Kemenangan Ferrari di GP Australia menyalakan alarm peringatan bagi Mercedes. Pada balapan yang semestinya bisa dimenangi dengan mudah oleh Mercedes, situasinya bisa berbalik. Di seri berikutnya, GP Bahrain, Ferrari punya keuntungan lebih besar daripada di Australia. Prediksi itu langsung diutarakan bintang Mercedes Lewis Hamilton. Melihat hasil uji coba pra musim dan kemudian seri perdana di Melbourne, Ferrari memang masih kalah jauh untuk urusan perebutan posisi start di kualifikasi. Namun untuk race pace posisinya tak terlalu jauh dibandingkan dengan Mercedes. Hamilton sebenarnya menunjukkan kecepatan rata-rata yang luar biasa menggunakan ban bekas. Itu tampak ketika pembalap Inggris tersebut sedang memburu Vettel di 26 lap terakhir GP Australia. Dari jarak 2,3 detik bisa mengeprasnya sampai 1 detik hanya dalam tiga lap. Meski begitu Hamilton tetap gagal menyalip rivalnya itu sampai lap penghabisan. Di Bahrain 8 April nanti Hamilton merasa Ferrari bakal memberikan perlawanan lebih sengit. Apalagi jika mengingat tahun lalu dimana Vettel tampil sebagai juara di Sirkuit Sakhir. ''Ferrari sangat cepat di trek lurus panjang. Saya rasa performa mereka lebih baik dari yang terlihat. Mereka akan cepat di balapan berikutnya (Bahrain),'' ujar Hamilton dilansir Crash. Dia juga menyebut mobil Ferrari selalu bisa tampil cepat di sirkuit dengan suhu tinggi. Ini berkaitan dengan sistem pendinginan mesin dan ketahanan ban di atas aspal. ''Meski di Bahrain nanti balapan berlangsung pada malam hari, tetap saja aspalnya sangat sadis pada ban. Saya ingin tekankan bahwa seri berikutnya tidak akan mudah, karena bakal sangat ketat,'' ucap juara bertahan F1 tersebut. Hamilton sendiri baru dua kali juara di Bahrain di tengah dominasi Mercedes sejak 2014. Dari empat seri yang berlangsung di era mesin Turbo Hybrid V6 Sebastian Vettel menang sekali tahun lalu, dan satu seri lainnya pada 2016 dimenangi mantan pembalap Mercedes Nico Rosberg.. Tapi prediksi Hamilton tersebut justru tak diamini sendiri oleh Vettel. Meski menang di Australia, pembalap Jerman tersebut justru menilai bahwa Ferrari mengalami kemunduran dibandingkan musim lalu. Terutama ketika melihat performa mobil baru SF71H di Sirkuit Albert Park. ''Kalau kita mau jujur, Lewis adalah (pembalap) yang tercepat. Tahun lalu kami membikinnya berada di bawah tekanan,'' jelas pembalap 30 tahun tersebut. Tekanan bisa diberikan kepada Mercedes dengan mobil yang lebih cepat. Bahkan Mercedes harus memutar otak untuk memainkan strategi agar bisa tetap berada dekat dengan Vettel yang menjadi kampiun saat itu. Vettel merasa Ferrari masih perlu memberikan sentuhan baik pada setingan mesin maupun aerodinamika. Karena “Loria”- nama yang diberikan Vettel untuk mobil barunya- belum bisa dibesut seperti yang diinginkan. ''Saya ingin mobil yang bisa langsung merespon ketika saya menginjak rem dan mengajaknya berbelok. Saat ini, saya masih kesulitan dan belum merasa senang,'' paparnya. Sementara itu, beberapa pembalap F1 mengeluhkan postur mobil 2018 yang sulit diajak melakukan overtaking. GP Australia sudah menjadi contoh terang bahwa balapan berlangsung begitu membosankan, sebelum akhirnya Vettel menelikung Hamilton melalui strategi pit stop dan munculnya safety car akibat insiden yang menimpa dua pembalap Haas. ''Kalau saya menonton di televisi, pasti sudah saya matikan TV-nya,'' ujarnya. Menurutnya, mobilnya memiliki keunggulan mumpuni untuk menyalip pembalap di depannya, Fernando Alonso (McLaren). Tapi sama sekali tidak bisa melakukan apapun untuk menyalipnya. ''Bahkan ketikan mobilmu lebih cepat 2-2,5 detik. Tidak ada yang bisa dilakukan,'' tandasnya. FIA sendiri sudah mengantisipasi bahwa GP Australia bakal minim aksi salip-menyalip. Karena itu zona DRS ditambah menjadi tiga. Tapi Verstappen merasa masalahnya bukan pada sirkuitnya. Melainkan pada sisi mobil. ''Saya rasa lebih karena downforce mobilnya. Karena sebelum ini tidak ada masalah dengan overtaking,'' tandasnya. Verstappen mengingat bahwa berkali-kali mobilnya masuk dalam zona DRS. Namun begitu mobil digeber untuk memburu lawan menjadi sangat sulit. ''Lihat saja Hamilton dengan Vettel. Atau sama dengan Alonso. Mereka jauh lebih lambat, tapi seberapapun mencoba tetap tidak ada perbedaan,'' pungkasnya dilansir Motorsport. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: