Milik Rajanya Counter Attack

Milik Rajanya Counter Attack

Real Madrid 1 vs Tottenham 1 MADRID – ''Saya sudah paham kelemahan (Zinedine) Zidane,'' begitu yang diungkapkan oleh pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino sehari sebelum laga, seperti dilansir di London Evening Standard. Real Madrid lemah ketika bertahan dari skema counter attack. Ya, sisi itulah yang sukses dieksplorasi Poche – panggilan akrab Pochettino, kemarin WIB (18/10). Tepatnya saat dia sukses membawa Spurs mencuri poin perdanaanya dari tanah Spanyol. Spurs berhasil menahan Real 1-1 di Santiago Bernabeu, Madrid, pada lanjutan matchday ketiga Grup H Liga Champions. Bahkan, Real dipaksa mencetak satu-satunya gol mereka dari titik 12 pas yang dieksekusi Cristiano Ronaldo pada menit ke-43. Meski The Lilywhites – julukan Spurs – cuma sanggup mencuri gol setelah bek Raphael Varane salah mengantisipasi crossing Serge Aurier kepada Harry Kane ketika 28 menit pertama laga. ''Kami sudah dapat menyulitkan mereka (Real), satu angka di Bernabeu telah menegaskan siapa kami,'' koar Kane, dikutip situs resmi klub. Kecepatan dari serangan balik Spurs itulah yang membuka celah di pertahanan tim juara bertahan Liga Champions tersebut. Itu dipertegas dengan statistik laga yang menunjukkan anak asuhan Poche lebih sabar menunggu Real menekan lalu kemudian ganti menekan balik. Di ball possession-nya hanya 33,6 persen. Tak hanya itu. Hugo Lloris dkk hanya melakukan 11 kali tembakan, tak lebih dari separo dari upaya Real. Keputusan Poche dalam menentukan skema pertahanan pun jadi pendukung di balik skema counter attack Spurs itu. Tactician yang dilahirkan di Santa Fe, Argentina 45 tahun silam itu lebih memilih menurunkan garis pertahanannya dengan bermain lima bek. Ketika bertahan, Aurier dan Jan Vertonghen bakal turun sampai sejajar dengan Eric Dier, Toby Alderweireld, dan Davinson Sanchez. ''Saya paham bahwa kalian (media) terkejut dengan starting eleven yang saya mainkan,'' kata Pochettino, Maklum, jalan pikiran Poche untuk skema pertahanan susah ditebak. Lebih sering back four, terkadang dia juga mengelabui tim lawan dengan mengubah jadi back three atau back five. Nah, opsi terakhir yang menjadi pilihannya. ''Ini arti pentingnya kami harus mencari cara lain dalam bermain, lebih fleksibel, dan mampu mengejutkan lawan,'' beber pelatih yang sudah empat musim di Hotspur Way – kamp latihan Tottenham – itu. ''Kami mampu bermain dengan tiga atau empat di belakang, dengan satu atau dua striker di depan. Kami sangat fleksibel,'' tambah pelatih dengan kontrak terendah dari pelatih yang lain di jajaran top six Premier League itu. Kemarin, tidak hanya lima pemain bertahan, di lini depan pun Spurs memakai dua striker, Kane dan Fernando Llorente. Masih ada upaya untuk menyerang itulah yang jadi pembeda antara counter attack milik Poche dengan strategi parkir bis. Bedanya, seperti strategi parkir bis Jose Mourinho yang sering diterapkan di Manchester United lebih defensif. Sedangkan Poche lebih ke kekuatan transisinya dari bertahan ke menyerang balik. ''Ini bukan hanya tentang taktikal. Sebab, level mental juga jadi yang fundamental dalam pertandingan seperti ini,'' tambahnya. Spurs terbiasa dengan skema main seperti ini. Di Premier League, mereka bersama Chelsea sempat jadi klub dengan serangan balik terbaik. Di musim ini pun tak hanya sekali Spurs memakai lima bek. Di balik victory 5-4-1-nya atas Borussia Dortmund di Wembley, London, di dalam laga pembuka fase grup Liga Champions, 14 September silam pun mereka juga menerapkan skema serupa. Bedanya, hanya satu striker yang dipasang. Sama seperti ketika menggilas Everton 0-3 di Premier League. Kesimpulannya, saat menghadapi tim dengan attacking football, maka Poche memilih 5 bek di belakang. Dilansir Football Espana, Zinedine Zidane sebagai entrenador Real pun juga melayangkan pujian bagi Spurs. ''Kami bermain melawan klub hebat, dan mereka juga bermain bagus,'' pujinya. Zidane pun tak menyebut kesulitan ini akan berulang saat bentrok berikutnya di London, dua pekan lagi (2/11). ''Itu yang sudah kami pikirkan. Itu final lainnya dalam fase grup dan saat itu kami akan bermain di Wembley. Itu bukan kandang mereka, tapi ini Liga Champions,'' sebut Zizou, sapaan akrabnya. Bagi Real, ini hasil imbang kedua dalam kurun waktu setahun terakhir di Liga Champions ketika bermain di Santiago Bernabeu. Sebelumnya, saat fase grup di musim lalu, Real ditahan Dortmund 2-2. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: